Patah Hati yang Kupilih: Kisah Cinta Ben dan Alya Terbelah Agama dan Anak

- Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Patah Hati yang Kupilih: Kisah Cinta Ben dan Alya Terbelah Agama dan Anak

Di situlah masalahnya. Di tengah upaya keras menahan perasaan, cinta lama itu pelan-pelan muncul kembali. Rasanya seperti api dalam sekam. Mereka terjebak di persimpangan yang sama sulitnya: mengikuti kata hati, atau patuh pada batasan-batasan lama yang telah memisahkan mereka?

Konflik agama tetap menjadi luka yang belum sembuh. Restu yang tak kunjung didapat membuat cinta mereka terasa seperti sebuah kesalahan yang terus menghantui. Film ini dengan jujur menggambarkan bahwa cinta dewasa tak selalu berakhir bahagia, sekalipun perasaan itu masih ada. Terkadang, mencintai justru berarti belajar untuk melepaskan.

Danial Rifki, sang sutradara, menyajikan semua gejolak ini dengan pendekatan yang lembut namun menusuk. Penonton diajak menyelami setiap detil penyesalan, luka, dan secercah harap yang tumbuh di sela-sela keterbatasan.

Pada akhirnya, Patah Hati yang Kupilih lebih dari sekadar drama cinta beda agama. Ini adalah refleksi tentang hidup dan pilihan-pilihan yang kita ambil. Film ini seakan mengingatkan, bahwa tidak semua cinta berhak untuk dimiliki. Tapi dari setiap cinta yang tak kesampaian itu, selalu ada pelajaran yang mahal harganya.


Halaman:

Komentar