Laporan dari media lokal Filipina, MindaNews, memberikan gambaran yang justru membosankan. Kedua pria, disebutkan sebagai ayah dan anak, menginap di sebuah hotel murah di Davao. Mereka check-in siang hari tanggal 1 November dan hampir sebulan penuh di sana.
Yang menarik, mereka jarang terlihat. Staf hotel menuturkan, keduanya lebih banyak mengurung diri di kamar. Jarang keluar lebih dari satu jam. Mereka selalu menyendiri, tidak pernah ngobrol dengan tamu lain atau pun kedatangan pengunjung.
Kegiatan mereka? Hanya sesekali terlihat berjalan kaki di sekitar hotel. Tidak pernah naik kendaraan, juga tidak pernah dijemput. Hampir sebulan penuh dengan pola yang itu-itu saja: menyendiri dan menghilang di balik pintu kamar hotel.
Dengan kondisi kelompok ekstremis yang sudah jauh melemah, klaim adanya pelatihan di Filipina memang terasa mengada-ada. Investigasi gabungan kini berusaha mengungap, untuk apa sebenarnya mereka datang.
Artikel Terkait
Krisis Jiwa di Barisan: 61 Prajurit Israel Tewas Bunuh Diri Sejak Perang Gaza
Duka Sumatera dan Dalang di Balik Banjir yang Terus Berulang
Wilayah Lebih Luas dari Jawa Tenggelam, Respons Terasa Kecil
Bupati Bekasi Ditangkap KPK Usai Dilantik Tiga Bulan