Soal Keyakinan Diri dan Emosi yang Meluap
Faktor psikologis lain yang berperan besar adalah efikasi diri. Ini tentang seberapa kuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu menghadapi tantangan dan mengendalikan diri. Kalau keyakinan ini goyah misalnya karena merasa gagal atau putus asa risiko untuk kambuh pun melonjak.
Namun begitu, bukan cuma emosi negatif yang jadi pemicu.
Euforia berlebihan atau rasa percaya diri yang meledak-ledak juga bisa bikin seseorang lengah. Mereka merasa segalanya sudah terkendali, sampai akhirnya terjatuh lagi.
Kambuh Bukan Akhir Segalanya
Yang perlu ditekankan di sini: relapse bukan tanda kelemahan karakter. Ia lebih mirip sinyal peringatan. Sinyal bahwa ada kebutuhan psikologis yang belum terpenuhi, atau strategi bertahan hidup yang masih perlu diperkuat.
Memahami hal ini mengubah cara pandang kita terhadap pemulihan. Prosesnya tidak linear, naik-turun, dan panjang. Keputusan untuk kembali menggunakan zat seringkali adalah upaya otak untuk bertahan hidup, meski dengan cara yang keliru. Dengan sudut pandang yang lebih empatik dan realistis ini, pendekatan pemulihan bisa lebih fokus pada membangun kekuatan dari dalam, bukan sekadar mengejar kesempurnaan.
Artikel Terkait
5 Drama Korea yang Angkat Suara Perempuan, dari Ibu Baru hingga Petualangan Berisiko
Sekop dan Solidaritas: Ruang Kelas di Sumatera Mulai Dibersihkan Usai Banjir
Itera Lampung Tinggalkan Status Rintisan, Puncaki Akreditasi Baik Sekali
Dua Polisi Dipecat Usai Aniaya Debt Collector, Semua Ajukan Banding