Presiden Israel Serang Walikota Terpilih New York: Anti-Yahudi dan Anti-Amerika

- Kamis, 11 Desember 2025 | 07:40 WIB
Presiden Israel Serang Walikota Terpilih New York: Anti-Yahudi dan Anti-Amerika

Di hadapan para mahasiswa dan akademisi Universitas Yeshiva, New York, suasana menjadi tegang. Presiden Israel, Isaac Herzog, tak ragu menyasar sosok yang belum resmi menjabat: Zohran Mamdani, walikota terpilih New York City. Dalam pidatonya pada 7 Desember 2025 itu, Herzog secara terbuka mencap Mamdani sebagai "anti-Yahudi dan anti-Amerika".

Menurut Herzog, komentar-komentar Mamdani tentang Israel dinilainya "keterlaluan". Ia merasa sang walikota terpilih sama sekali tak berusaha menyembunyikan sikapnya. Herzog secara khusus menyoroti tanggapan Mamdani terhadap sebuah unjuk rasa anti-Israel di depan sebuah sinagoge, yang dianggapnya melampaui batas.

"Dia tidak berusaha menyembunyikan penghinaannya terhadap Negara Israel yang demokratis dan Yahudi," ujar Herzog dengan nada keras.

Namun begitu, serangan terhadap Mamdani hanyalah satu bagian dari pidato yang lebih luas. Herzog tampak sangat prihatin dengan gelombang kebencian yang menurutnya kian mengkhawatirkan di Amerika. Ia memperingatkan tentang antisemitisme yang merasuk ke institusi, penyangkalan Holocaust, hingga teori konspirasi yang menyebar dari kiri ke kanan. Media sosial disebutnya sebagai platform yang memperparah semua ini.

"Kebangkrutan moral yang menyamar sebagai keadilan sosial semuanya telah meningkat," katanya. Herzog lalu mendesak komunitas Yahudi untuk melawan, dengan gigih dan tanpa rasa takut, menggunakan segala cara hukum yang tersedia.

Di tengah keprihatinan itu, ia menyisipkan pujian. Universitas Yeshiva dipujinya sebagai "benteng" pemikiran dan kebanggaan Yahudi, bahkan "sebuah Israel kecil" di tanah Amerika. Tempat itu, baginya, mewakili nilai-nilai bersama dan persatuan yang harus dijaga.

Pidato kemudian beralih ke isu yang lebih luas. Herzog dengan tegas membela operasi militer Israel, menampik segala tuduhan "genosida". Ia menegaskan bahwa negaranya tetap berpegang pada hukum humaniter internasional. Tuntutannya jelas: pembebasan segera sersan Ran Gvili, dan semua sisa sandera lainnya. Ia juga memberikan penghormatan mengharukan untuk Omer Neutra, seorang sandera Amerika-Israel yang gugur.


Halaman:

Komentar