Ledakan Baterai Drone di Kemayoran Tewaskan 22 Pegawai, Izin Gedung Disorot

- Kamis, 11 Desember 2025 | 05:36 WIB
Ledakan Baterai Drone di Kemayoran Tewaskan 22 Pegawai, Izin Gedung Disorot

Api melahap kantor Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa lalu. Tragisnya, insiden ini merenggut nyawa 22 orang pegawai yang berada di dalam gedung. Suasana duka masih begitu terasa.

Dari pemeriksaan sementara, pemicu awal diduga kuat berasal dari ledakan baterai drone di lantai dasar. Polisi masih mendalami kasus ini. Hingga kini, keterangan sudah diambil dari setidaknya delapan saksi, mencakup perwakilan HRD dan sejumlah jajaran manajemen perusahaan.

Tak cuma polisi, pemerintah juga turun langsung meninjau lokasi kejadian. Izin gedung dan sistem mitigasi kebakarannya pun kini jadi sorotan.

Tim Khusus Kemendagri Turun Tangan

Merespons musibah ini, Mendagri Tito Karnavian akan memberangkatkan tim dari Inspektorat Jenderal Kemendagri. Tugas mereka mengevaluasi proses penerbitan izin bangunan (PBG) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) untuk gedung tersebut, termasuk mengkaji aspek pencegahan kebakarannya.

“Nanti saya juga akan menurunkan tim dari Kemendagri. Untuk PBG, dari Itjen nanti akan saya turunkan. Itjen Kemendagri untuk melihat masalah administrasi ini, sehingga gedung ini bisa berdiri,” ujar Tito usai meninjau lokasi, Rabu (10/12).

Menurutnya, gedung-gedung berisiko tinggi wajib punya pengujian mitigasi kebakaran yang ketat.

“Logika saya tadi ya berpikir bahwa setiap pembuatan bangunan juga harus ada pengujian tentang pencegahan kebakaran atau mitigasi atas kebakaran. Apalagi di Jakarta ini banyak sekali high risk building, gedung-gedung tinggi, yang kalau terjadi kebakaran risikonya lebih besar,” tegasnya.

Evaluasi nantinya akan mencakup audit internal, memastikan semua prosedur sudah diikuti dengan benar. “Kami akan melihat kembali aturan mengenai pembuatan gedung dari potensi kebakaran ya, yang saya sampaikan tadi. Ada sistem OSS, ada mengeluarkan PBG. Kemudian yang ketiga ada Sertifikat Laik Fungsi. Pemeriksaan oleh petugas Damkar untuk memenuhi syarat SLF,” papar Tito.

Langkah ini tak hanya untuk gedung Terra Drone di Jakarta. Cakupannya nasional. “Jangan sampai terulang kembali. Kalau memang tidak ada, ya bila perlu kita buat,” tandasnya.

Sorotan: Minimnya Jalur Evakuasi

Dalam kunjungannya, Tito juga menyoroti klasifikasi risiko gedung yang dinilai tidak tepat. Diduga, gedung itu dikategorikan sebagai bangunan risiko rendah. Padahal, di dalamnya tersimpan baterai dan peralatan perakitan drone yang sangat rentan terbakar.

“Kalau saya lihat ini (gedung Terra), karena digunakan untuk peralatan-peralatan yang mudah terbakar baterai di lantai 1 untuk drone itu termasuk risiko tinggi. Tapi karena dianggap risiko rendah, ya di-approve saja tanpa melihat lokasi mungkin,” ucap Tito.


Halaman:

Komentar