Selasa lalu, di selatan Lebanon, suasana tegang kembali pecah. Pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, melaporkan bahwa mereka menjadi sasaran tembakan dari tentara Israel. Insiden ini langsung memicu kecaman, dengan PBB mendesak militer Israel agar menghentikan aksi-aksi agresif semacam ini.
Ini bukanlah laporan pertama. Menurut AFP, kejadian serupa sudah beberapa kali terjadi, padahal peran pasukan biru itu jelas: menjaga ketegangan di perbatasan. Mereka ada di sana sebagai penyangga antara Israel dan Lebanon, berkoordinasi dengan tentara setempat untuk mempertahankan gencatan senjata dengan kelompok Hizbullah.
Rinciannya cukup mengkhawatirkan. Dalam pernyataan resmi Rabu (10/12), UNIFIL mengungkapkan, para penjaga perdamaian yang sedang berpatroli dengan kendaraan di sepanjang Garis Biru demarkasi perbatasan tiba-tiba ditembaki.
Yang membuat situasi ini makin pelik, kedua belah pihak baik konvoi UNIFIL maupun tank Israel berada di dalam wilayah Lebanon saat kejadian. Padahal, menurut prosedur, militer Israel sebenarnya sudah diberi tahu sebelumnya soal rute dan jadwal patroli tersebut.
Untungnya, tidak ada korban jiwa. "Penjaga perdamaian meminta IDF untuk menghentikan tembakan melalui saluran penghubung UNIFIL. Beruntung, tidak ada yang terluka," jelas pernyataan itu lagi. Tapi, rasa was-was jelas tertinggal.
Artikel Terkait
Akun YouTube Tempo Raib Diduga Dibajak, Siaran Bitcoin Mencurigakan Muncul Sebelumnya
Ledakan Baterai Drone di Kemayoran Tewaskan 22 Pegawai, Izin Gedung Disorot
Banjir Makkah Buktikan Klaim Salafi Soal Dosa Tak Berdasar
Hilirisasi Nikel: Pesta Laba untuk Jepang, Warisan Kerusakan untuk Rakyat