Bumi tidak butuh belas kasihan kita. Yang ia minta cuma keadilan. Saat hutan hilang, sungai keruh, dan udara pekat, itu bukan cuma kerusakan fisik. Itu pertanda putusnya hubungan emosional dan spiritual kita dengan alam. Karena bumi ini adalah perpanjangan dari diri kita sendiri rawatlah ia seperti kita merawat tubuh sendiri.
Sudah saatnya kita berdamai. Bukan menaklukkan.
Setiap hujan, setiap tunas yang tumbuh, setiap angin yang berhembus, itu semua adalah bagian dari kita. Perubahan bisa dimulai dari hal-hal kecil yang konkret: kurangi sampah, tanam sesuatu apa saja, hormati sumber daya, dan dukung kebijakan yang memihak lingkungan. Inilah yang beberapa orang sebut sebagai "taubat ekologis", sebuah perjalanan sunyi untuk memulihkan ikatan yang nyaris putus dengan planet kita.
Kita telah menerima begitu banyak: udara, air, makanan, tempat tinggal. Tapi sekarang, alam sedang terengah-engah. Banjir bandang di Sumatera itu bukan sekadar fenomena alam biasa; itu jeritan peringatan bahwa bumi sudah lelah menanggung beban kesalahan kita yang terus berulang.
Kedamaian Sejati
Alam bukan lawan. Ia adalah rumah kita satu-satunya. Penyedia segala kebutuhan dasar, bahkan ketenangan jiwa di tengah kehidupan modern yang serba cepat. Pada akhirnya, faktanya tetap: bumi akan tetap ada tanpa manusia. Tapi kita tidak akan bertahan tanpa bumi.
Kondisi sekarang memang mencemaskan. Krisis iklim nyata, cuaca semakin ekstrem, bencana datang silih berganda. Tapi jangan putus asa dulu. Selama masih ada yang peduli, selama masih ada tangan yang bersedia menanam bibit, dan selama masih ada keyakinan bahwa bumi ini titipan anak cucu bukan warisan yang bisa kita habiskan maka harapan itu tetap menyala.
Bayangkan jika suatu hari nanti keseimbangan itu kembali. Bumi akan bernafas lega. Dan kita, sebagai penghuninya, akhirnya bisa merasakan kedamaian sejati. Karena kedamaian kita takkan pernah utuh sebelum alam di sekitar kita juga merasakannya.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam