Tapi di sini letak persoalannya. Keraguan publik justru muncul dari hal-hal yang dilakukan Jokowi sendiri sejak awal. Ambil contoh soal IPK-nya yang pernah disebut di bawah angka 2. Lalu, siapa sebenarnya Pak Kasmudjo itu, dosen pembimbing skripsi atau akademik? Intinya, keraguan itu diproduksi oleh kelakuannya sendiri. Makanya, wajar jika orang kemudian menuntut agar ijazah itu dibuka saja.
UGM sendiri, meski sudah menyatakan Jokowi adalah alumninya, selalu terlihat kesulitan saat diminta membuktikannya. Hal yang mestinya sederhana, kok jadi berbelit-belit dan sulit sekali. Mungkin karena itulah Profesor Sosiologi Hukum UNJ, Ciek Julyati Hisyam, malah meyakini ijazah itu palsu. Karena sesuatu yang asli, biasanya tak perlu disembunyikan atau dipersulit pembuktiannya.
Jokowi juga kembali menuding ada operasi politik. Katanya, ada "orang besar" di balik kasus ini yang ingin merusak reputasinya. Tapi ia enggan menyebut nama, berasumsi semua orang sudah tahu. Titik.
Padahal, kalau mau jujur, semuanya bisa beres dengan cepat. Cukup buka dan buktikan keaslian ijazah itu, seperti yang dilakukan Arsul Sani. Tapi rupanya Jokowi memilih jalur lain. Ia lebih memercayakan pembuktiannya pada institusi negara dan hakim di pengadilan nanti. Prinsipnya seperti ini: kalau bisa dipersulit, ngapain dipermudah?
Ada satu hal lagi yang menarik. Sebenarnya, siapa yang meminta wawancara eksklusif di tengah suasana bencana ini? Apakah pihak KompasTV atau justru dari kubu Jokowi sendiri? Jawabannya bisa menentukan bagaimana kita membaca keseluruhan narasi wawancara tersebut.
Faktanya, Jokowi bersedia diwawancarai, tapi dengan syarat: tidak live dan pertanyaan dibatasi. Berbeda dengan Presiden Prabowo yang sebelumnya membebaskan pertanyaan. Ini yang bikin orang bertanya-tanya: apakah wawancara ini murni jurnalistik, atau ada setting politik tertentu yang ingin dicapai? Pertanyaan ini justru lebih sulit dijawab ketimbang isi jawaban Jokowi yang, lagi-lagi, basi.
Artikel Terkait
PN Solo Beri Lampu Hijau, Gugatan Ijazah Jokowi Lanjut ke Tahap Pembuktian
Bocah 12 Tahun Ditodong Pisau Saat Berangkat Sekolah, Motor Hasil Begalan Digadaikan untuk Sabu
Wamenkominfo Bantah Isu Starlink Berbayar untuk Korban Bencana Aceh
Teriakan Kiamat di Tengah Malam Gegerkan Warga Sampang