Nuansa Militer yang Kian Kuat
Laporan ini juga menyoroti pengesahan UU TNI yang baru. KontraS menilai undang-undang itu memundurkan reformasi sektor keamanan, karena memperluas kewenangan TNI dalam operasi militer selain perang termasuk ranah siber dan perlindungan WNI di luar negeri.
Dimas menyindir dengan kalimat yang cukup tajam. "Di era Pak Jokowi, NKRI disebut Negara Kepolisian Republik Indonesia. Di zaman Pak Prabowo, banyak yang bilang NKRI adalah Negara Kodam Republik Indonesia." Sindiran itu merujuk rencana penambahan 33 kodam baru hingga 2029.
Di Papua, situasinya juga mencemaskan. Sepanjang 2024-2025, sebanyak 5.406 pasukan TNI-Polri diterjunkan ke sana. KontraS mencatat 53 peristiwa kekerasan terhadap warga sipil dengan 77 korban luka dan tewas.
Kriminalisasi yang Meningkat
Tekanan terhadap pembela HAM kian menjadi. KontraS mendokumentasikan kriminalisasi, seperti penangkapan aktivis lingkungan Daerah dan Munif di Semarang. Bahkan kantor mereka sendiri tak luput dari teror, diduga oleh intel Kodam pada Maret-Mei 2025.
Media massa pun jadi sasaran. Ada teror kepala babi dan bangkai tikus ke kantor Tempo, juga teror terhadap Detik.com. Dua hari sebelum Hari HAM, Polda Metro Jaya menangkap admin media sosial yang menyerukan aksi. Penangkapan dilakukan dengan tuduhan penghasutan, meski aksinya sendiri belum terjadi.
Rekapitulasi Pelanggaran Lainnya
Secara keseluruhan, laporan KontraS juga mencatat sejumlah poin kritis lain:
- 43 kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan.
- 42 peristiwa pembunuhan di luar prosedur hukum, merenggut 44 nyawa.
- 71 tindakan penyiksaan dengan 159 korban.
- 596 terpidana mati tersebar di 63 lapas.
- Penetapan kasus pembunuhan Munir sebagai pelanggaran HAM berat oleh Komnas HAM masih mandek.
Di akhir pemaparannya, Dimas berharap laporan ini bisa menjadi bahan refleksi. "Juga pegangan untuk mewaspadai situasi demokrasi dan penegakan HAM satu tahun ke depan," tutupnya.
Laporan lengkapnya dapat diakses publik melalui situs resmi KontraS.
Artikel Terkait
Di Balik Lumpur, Warga Aceh Tamiang Bertahan dengan Uluran Tangan di Pinggir Jalan
Kemenko PM Puncaki Peringkat Integritas KPK, Cak Imin: Fondasi Pemberdayaan
Nadiem Hadapi Sidang Perdana Kasus Chromebook Senilai Rp 2,1 Triliun
Angin Puting Beliung Terjang Pesisir Jembrana, Bangunan Warga Luluh Lantak