APPSI Desak Revisi Perda Pasar Jaya: "Pedagang Jangan Dijadikan Korban"
Omset merosot, keluhan menumpuk. Itulah kenyataan pahit yang belakangan menghantui banyak pedagang pasar tradisional di Jakarta. Menanggapi situasi ini, DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) DKI Jakarta mendesak Pemprov DKI dan DPRD untuk segera mengubah Perda Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Perumda Pasar Jaya. Desakan ini mengemuka dalam Dialog Publik yang digelar di Hotel Alia Cikini, Selasa lalu.
Posisi APPSI disampaikan langsung oleh Ketua DPW-nya, Drs Ngadiran ST. Menurutnya, beberapa pasal dalam perda yang berlaku sekarang justru memberi kewenangan berlebihan kepada Perumda Pasar Jaya.
“Ada klausul yang membuat Pasar Jaya seperti ‘Super Body’,” ujar Ngadiran.
“Mereka bisa bikin aturan sepihak lewat SK Direksi. Pedagang mana bisa melawan? Situasi seperti ini jelas tidak boleh dibiarkan.”
Ia mengangkat contoh nyata, yaitu polemik SK Direksi Nomor 47. Aturan ini sempat memicu dua kali aksi demonstrasi. Yang jadi persoalan, meski direksinya sudah berganti, SK yang dinilai merugikan itu tak kunjung dicabut. “Direksinya diganti, tapi SK-nya tetap berlaku. Inilah akar masalahnya. Makanya, Perdanya sendiri yang harus kita revisi,” tegasnya.
Di sisi lain, dialog itu juga menyoroti Raperda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang berpotensi berdampak pada pasar. Ngadiran punya usul. Menurutnya, istilahnya perlu diubah dari Kawasan Tanpa Rokok menjadi Kawasan Dilarang Rokok (KDR). Perubahan diksi ini dianggap penting sebagai bentuk perlindungan.
“Raperda ini harus berpihak pada pedagang. Jangan sampai niat melindungi kesehatan malah mematikan usaha kecil menengah di pasar,” katanya.
Artikel Terkait
Pengamat Bantah Tuduhan Kapolri Membangkang: Perpol 10/2025 Sudah Dikoordinasikan dengan Istana
Dandhy Laksono Buka Suara Soal Penggundulan Hutan Terparah di Podcast dr. Richard Lee
Dari Host Live ke Pijat Bayar, Kisah Julia yang Raup Rp 10 Juta Sebulan
Banjir Rendam Sarmi, Jalan Trans Papua Terputus