Kekhawatiran orang tua pun muncul, apalagi jadwal ujian akhir semester sudah di depan mata. Menyikapi hal ini, Mu’ti mengambil langkah bijak. Ia telah meminta seluruh kepala sekolah di daerah terdampak untuk tidak memaksakan KBM dalam kondisi darurat seperti sekarang.
“Tadi kami sampaikan ke kepsek di sini, karena memang situasinya tidak memungkinkan untuk belajar, maka tidak usah dilakukan tes saja,” kata Mu’ti.
Solusi darurat pun ia tawarkan. Kebijakan fleksibel ini berlaku tak hanya untuk Aceh, tetapi juga sekolah-sekolah di Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang mengalami nasib serupa.
“Nanti guru-guru kan punya data, nilai-nilai dikumpulkan selama 1 semester. Itu bisa jadi bagian dari nilai yang nanti bisa di-insert, dimasukkan ke rapor,” jelasnya.
Pesan terakhirnya tegas namun menenangkan. “Kalau nanti tidak memungkinkan diselenggarakan tes akhir, tidak usah dipaksa. Situasinya darurat. Yang penting anak semangat, memiliki motivasi tinggi untuk belajar,” tutup Mu’ti. Prioritasnya jelas: keselamatan dan semangat belajar siswa, di atas segala formalitas.
Artikel Terkait
Kasus Pemerkosaan Sopir Online Bongkar Rantai Pemasok Sabu
Ribuan Kayu Bersertifikat Terdampar di Lampung, Kemenhut Bantah Kaitannya dengan Banjir
Jembatan Kewek Ditutup Total, Kekuatan Struktur Tersisa 20 Persen
Vendor Wedding Juga Terjebak Modus Penipuan Bos WO Ayu Puspita