Banjir Sumatra Paksa Pemerintah Cabut HGU Sawit untuk Hunian dan Hutan

- Rabu, 10 Desember 2025 | 00:50 WIB
Banjir Sumatra Paksa Pemerintah Cabut HGU Sawit untuk Hunian dan Hutan

Targetnya ambisius: mengejar produksi minyak sawit 100 juta ton pada 2045. Caranya? Dengan mengembangkan tambahan 3 juta hektare, dimulai dengan 600.000 hektare di tahun-tahun awal.

"Silakan nanti kalau teman-teman dari perusahaan swasta ingin masuk untuk mengakses bersama-sama," kata Roni dalam sebuah konferensi di Bali November lalu, membuka peluang investasi.

Rencana itu terdengar matang. Sebagian lahan untuk plasma rakyat, sebagian lagi untuk BUMN seperti PT Agrinas dan PalmCo. Alasannya beragam, dari memenuhi kebutuhan biodiesel, minyak goreng domestik, hingga mengejar ketertinggalan produktivitas dari Malaysia.

Tapi semua rencana besar itu kini seperti terhenti. Ditelan kabar duka dan genangan air yang menyisakan kehancuran.

Pertanyaannya sekarang: mana yang akan diambil? Melanjutkan ekspansi untuk mengejar target ekonomi, atau memulai restorasi untuk mencegah bencana berulang?

Nusron tampaknya memilih jalan kedua. Ia bahkan menyinggung perlunya revisi besar-besaran terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di ratusan kabupaten/kota, terutama di tiga provinsi yang terdampak. Tata ruang baru harus lebih mengedepankan mitigasi bencana.

Jadi, bencana ini mungkin jadi titik balik. Isu pengembangan 600 ribu hektare lahan sawit baru itu kini tenggelam, persis seperti daratan Sumatra beberapa pekan lalu. Apakah program itu masih akan berjalan? Sampai saat ini, belum ada kejelasan. Yang ada hanyalah janji untuk mengembalikan hutan, dan desakan untuk menata ulang cara kita memandang lahan dan ruang hidup.


Halaman:

Komentar