Dampak finansialnya sungguh fantastis. Hasil perhitungan kejaksaan menunjukkan ada kemahalan harga Chromebook yang merugikan negara sekitar Rp 1,56 triliun. Belum lagi pengadaan CDM yang dianggap tidak perlu, menghabiskan anggaran Rp 621 miliar lebih.
“Sehingga total kerugian negara mencapai lebih dari Rp 2,1 triliun,”
tegasnya.
Tanggapan Nadiem
Di sisi lain, Nadiem Makarim mengaku sedang melalui masa yang berat. Saat dilimpahkan ke Penuntut Umum pada Senin (10/11), mantan bos Gojek itu mengungkapkan betapa sulitnya terpisah dari keluarga.
“Saya alhamdulilah sehat walaupun ini masa yang sulit buat saya karena terpisah dengan keluarga, empat anak saya masih sangat kecil jadi masih sangat membutuhkan ayahnya,”
keluh Nadiem.
Meski begitu, dia berusaha tetap tegak. “Tapi alhamdulilah saya diberikan kekuatan dan saya diberikan kesehatan, karena Allah senantiasa selalu ada di sisi saya, karena Allah selalu ada di sisi kebenaran, mohon doanya dari semua masyarakat di indonesia, semoga Allah memberikan saya keadilan.”
Pengacaranya, Ari Yusuf Amir, menyatakan kesiapan kliennya untuk berhadapan dengan proses hukum. Dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta Selatan, Ari menegaskan bahwa Nadiem akan bertanggung jawab.
“Kami sampaikan bahwa Pak Nadiem siap menerima segala konsekuensi dari semua kebijakannya, dan akan siap menghadapi persidangan ini,”
kata Ari.
Klaimnya pun menarik. Di tengang tudingan kerugian negara triliunan rupiah, pihak pengacara justru membalik narasi. Mereka menyatakan bahwa kebijakan pengadaan Chromebook yang dicanangkan Nadiem justru menghemat anggaran negara hingga Rp 1,2 triliun. Sebuah pernyataan yang tentu akan menjadi bahan perdebatan sengit di persidangan nanti.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam