Kasus penyelundupan manusia kembali terungkap di Medan. Kali ini, pelakunya adalah sekelompok pengungsi asal Sri Lanka yang ternyata menjalankan bisnis harian menyelundupkan orang ke luar negeri.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan, Uray Avian, membeberkan fakta-faktanya dalam sebuah konferensi pers, Selasa (9/12).
Pulau Réunion sendiri terletak jauh di Samudera Hindia, di lepas pantai timur Afrika. Targetnya yang jauh itu rupanya tak menyurutkan niat para tersangka.
Keempatnya bahkan dihadirkan di jumpa pers. Mereka berperan dalam sebuah jaringan yang terlihat rapi. Ada yang jadi operator lokal, ada dalang yang mengumpulkan dana dari calon korban. Satu tersangka bertugas merekrut orang, sementara yang lain menyiapkan logistik dan makanan selama di tempat penampungan.
Menurut Uray, tarif yang mereka patok cukup tinggi: 5.000 dolar AS per orang. Meski mahal, sudah 38 orang yang tergiur dan menjadi korban.
Jalur Laut Aceh
Rencana mereka terbongkar pada November 2025 lalu. Aksi para tersangka ini memanfaatkan jalur laut di Kuala Langsa, Aceh, sebagai titik keberangkatan.
Artikel Terkait
Ledakan Baterai Drone Picu Kebakaran Maut di Kemayoran, 17 Tewas
Skandal Proyek Tol Patimban: Dugaan Upeti hingga Material Ilegal Menguak
Modus Baru di Medan: Pertalite Diselundupkan Pakai Mobil Modifikasi
Sengketa Madrasah di Sintang Berujung Laporan Balik ke Polisi