Mengikhlaskan uang yang hilang? Jangan harap. Bagi Miftahul, uang hampir seratus juta itu bukan sekadar angka. Itu adalah keringat dan pengorbanan bertahun-tahun. "Banyak banget lah pengorbanan di situ," keluhnya. Lembur di sana-sini, menahan diri untuk tidak jajan, semua demi satu hari yang semestinya menjadi yang terindah.
Di sisi lain, kemarahan juga menyala. Ia mendesak agar pelaku dihukum berat. Bukan cuma untuk dirinya, tapi juga untuk puluhan korban lainnya. Ia menyebut ada korban yang jadwal pernikahannya bahkan lebih dekat, tinggal empat atau lima hari lagi.
Kasus ini sendiri mulai mencuat setelah sebuah video pesta pernikahan yang menyedihkan viral di media sosial. Tampak meja panjang dengan wadah makanan, namun kosong melompong. Dekorasinya sederhana, dan yang paling mencolok: nama wedding organizer terkait terpampang jelas di sana.
Polisi telah bergerak. Pemilik WO berinisial APD telah diamankan dari rumahnya di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Empat orang lain turut diamankan. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, modusnya adalah janji palsu. WO ini diduga memberikan jasa yang tak sesuai spesifikasi, mulai dari tenda, katering, hingga booth. Saat dikonfirmasi, mereka diam seribu bahasa.
Laporan pertama masuk pada 7 Desember, sehari setelah sebuah pernikahan berlangsung ala kadarnya. Kini, setidaknya 88 klien mengaku dirugikan. Kerugiannya? Mencapai miliaran rupiah. WO ini diketahui memiliki dua kantor, di Pulogadung dan Cipayung, sama-sama di Jakarta Timur.
Bagi Miftahul dan Julham, hitungan mundur menuju hari H terus berjalan. Tanpa uang, tanpa kepastian. Hanya ada kelelahan, kekecewaan, dan satu tumpukan berkas laporan polisi.
Artikel Terkait
Kebakaran Gedung Terra Drone Kemayoran Tewaskan 7 Orang
Prabowo di Persimpangan: Antara Janji Antikorupsi dan Warisan Kasus yang Menggunung
Damkar Surabaya: Mayoritas Panggilan Justru untuk Evakuasi Hewan
Kapal Tongkang Bermuatan Kayu Resmi Terdampar di Pantai Tanjung Setia