Menurut sejumlah saksi, strategi mereka cukup matang. Mereka tak cuma mengandalkan konsep di atas kertas. Untuk menjangkau konsumen, tim ini aktif melakukan sampling langsung di sekitar kampus. Mereka juga menjalin kolaborasi cerdas dengan beberapa komunitas dan micro-influencer. Pendekatan offline ini memberi sentuhan personal yang kuat.
Lalu, dari mana ide unik ini berasal? Rupanya, semuanya berawal dari riset mendalam tentang tren gaya hidup dan pasar di Indonesia. Mereka melihat ada peluang besar dari bahan baku lokal yang belum banyak dieksplorasi. Potensi itulah yang kemudian mereka gali dan olah hingga jadi konsep pemenang.
Proses panjang itu ternyata meninggalkan kesan mendalam bagi ketiganya. Pasca kemenangan, Valencia berbagi cerita.
"Riset ini bikin kami makin bangga pada kekayaan alam Indonesia. Kami yakin, inovasi pangan berkelanjutan bisa dimulai dari bahan sederhana di sekitar kita. Selain itu, kompetisi ini memaksa kami keluar dari zona nyaman. Kami belajar berpikir layaknya praktisi pemasaran sungguhan lebih kritis, kreatif, dan tentu saja, strategis," tuturnya.
Pencapaian tim Alvera ini jelas menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas disiplin ilmu dan eksplorasi potensi lokal bisa melahirkan terobosan yang diakui secara internasional. Sebuah karya yang patut diacungi jempol.
Artikel Terkait
Rp 66 Miliar Cair untuk Korban Bencana, Dapur Umum Mulai Beroperasi di Daerah Terisolir
Bupati Aceh Selatan Bela Diri: Saya Tak Tahu Izin Ditolak Saat Banjir Melanda
Mantan Sekjen BUMN Bongkar Morowali: Ini Bukan Investasi, Tapi Perampokan Legal
Prabowo Tinjau Banjir Aceh, Pelukan Hangat untuk Gubernur Mualem