Hukuman mati akan kembali diberlakukan di Burkina Faso. Ini menarik, karena negara Afrika Barat itu sebenarnya sudah menghapusnya enam tahun lalu, tepatnya pada 2018.
Rancangan KUHP baru yang mengatur soal ini masih harus disetujui oleh badan legislatif transisi. Namun, jika nanti jadi, bukan hanya eksekusi yang kembali berlaku. Pemerintah juga berencana menjatuhkan sanksi bagi mereka yang mempromosikan atau melakukan praktik homoseksualitas.
Layanan pemerintah Burkinabe, seperti dikutip AFP, menyebutkan sejumlah pelanggaran berat yang bakal terkena hukuman maksimal itu.
Menurut catatan Amnesty International, eksekusi terakhir di sana terjadi jauh di masa lalu, tahun 1988. Moratorium itu bertahan hingga akhirnya benar-benar dihapus di era pemerintahan sipil Roch Marc Christian Kabore.
Lanskap politik Burkina Faso berubah drastis setelah kudeta militer 2022. Kapten Ibrahim Traore yang kini memimpin, mengambil jalan berbeda dari pendahulunya. Dia dengan tegas menjauh dari pengaruh Barat dan mantan penjajah, Prancis. Sebaliknya, hubungan dengan Rusia dan Iran justru dipererat.
Artikel Terkait
Rp 10 Miliar Terkumpul, Tapi Bantuan Tak Juga Sampai ke Korban Banjir Aceh
Korban Banjir Tiga Provinsi Tembus 914 Jiwa, 389 Masih Hilang
Panettone: Kisah Legit di Balik Tradisi Natal Italia
Rektor Asia Tenggara Berdebat: Bisakah Kampus Bertahan Saat AI Gantikan Proses Berpikir?