✍🏻 Shaun King (Aktivis dan Jurnalis AS)
Izinkan saya sejenak mencurahkan isi hati ini untuk membela Islam dan umat Muslim.
Bagi yang bukan Muslim, apa yang akan saya ungkapkan mungkin terdengar aneh. Bahkan gila. Tapi saya punya permintaan untuk Anda yang membaca tulisan ini, yang mengenal saya, dan mungkin mempercayai saya. Coba tanyakan pada diri sendiri: apakah saya terlihat seperti orang yang sedang mengarang-ngarang?
Bertahun-tahun Anda menyaksikan saya berjuang untuk keadilan, membela mereka yang terpinggirkan dengan sepenuh hati. Kali ini, dengarkan saya.
Memeluk Islam adalah keputusan terbaik dalam hidup saya. Tak ada yang menandinginya. Istri saya pun akan menatap mata Anda dan berkata hal serupa. Kami saling mencintai. Dan kami sudah bersama sejak 1996!
Kami berdua akan bersaksi bahwa menjadi Muslim lebih bermakna daripada hari pertama kami bertemu, lebih dari hari pernikahan, lebih dari kelahiran anak-anak kami, lebih dari pekerjaan bagus, rumah indah, atau makanan lezat. Semuanya tak ada apa-apanya.
Saya bisa bicara berjam-jam, dengan jujur, tentang alasan saya mencintai Islam. Dan nanti, jika Anda bersedia mendengar, saya ingin berbagi lebih banyak.
Tapi ada satu hal yang perlu didengar oleh sekitar 2,6 juta orang yang mengikuti saya banyak di antaranya sudah puluhan tahun. Ini sesuatu yang benar bagi saya, dan juga bagi setiap Muslim.
Saya percaya sepenuhnya pada karakter Nabi Muhammad ﷺ dan pada rencana Allah. Karena itu, Anda tak akan pernah bisa menakut-nakuti saya.
Begitu pula Muslim lainnya di dunia ini. Kami percaya pada Tuhan yang Mahaadil. Keadilan itu akan datang untuk saya, dan juga untuk Anda. Dan saya menerima itu. Sepenuhnya.
Sebenarnya, tempat ini bukan rumah saya. Saya cuma musafir di sini. Rumah saya yang sesungguhnya ada di akhirat Jannah.
Artikel Terkait
Dari Kas Masjid hingga Raksasa Keuangan: Kisah Unik Kelahiran BRI
Banjir Bandang Sapu Bersih Kolam Ikan dan Objek Wisata di Bandung Barat
Gunungan Cangkang Kerang di Cilincing: Warisan Turun-Temurun yang Berbau Masalah
Fitrah dan Kemenangan Pahit di Balik Skandal Dana Bansos