Ulil Abshar Abdalla dan Gaya Debat yang Tak Pernah Keliru

- Jumat, 05 Desember 2025 | 11:20 WIB
Ulil Abshar Abdalla dan Gaya Debat yang Tak Pernah Keliru

Ulil Tak Pernah (Merasa) Salah

Oleh: Kang Irvan Noviandana

Banjir bandang datang lagi. Beberapa daerah terendam, rumah-rumah hanyut. Wajar jika masyarakat lalu bertanya-tanya: apa sih penyebab utamanya? Jawabannya seringkali mengerucut pada hal yang sama: deforestasi, pembalakan liar, dan izin tambang yang bermasalah.

Nah, di tengah sorotan tajam pada industri tambang inilah, Ulil Abshar Abdalla muncul dengan narasi yang lain. Alih-alih membahas kerusakan hutan yang jadi sorotan, ia justru mengangkat isu yang sebenarnya tak pernah benar-benar diajukan orang: gagasan "zero mining" atau tidak ada penambangan sama sekali.

Padahal, coba periksa. Baik Iqbal Damanik, publik, maupun organisasi seperti Greenpeace, tidak ada yang menuntut penutupan total semua tambang. Fokus mereka jelas: menjaga hutan yang tersisa, menekan kerusakan, dan menghentikan praktik industri ekstraktif yang seenaknya merusak ekosistem. Titik.

Tapi bagi Ulil, rupanya itu kurang menarik. Ia butuh "musuh" yang lebih gampang dihadapi. Maka, diciptakanlah narasi bahwa lawan-lawannya menginginkan penghapusan total seluruh aktivitas pertambangan. Sebuah posisi yang ekstrem dan mudah untuk diserang.

Ini bukan kali pertama. Gaya debatnya kerap terasa seperti itu: mengambil kritik lawan, lalu mengubahnya menjadi versi yang paling ekstrem dan tidak masuk akal, baru kemudian menyerang versi karikatur itu sendiri.

Ambil contoh. Kritiknya sederhana: "Tambang merusak hutan dan picu bencana."


Halaman:

Komentar