Suasana di lokasi jumpa pers itu tegang. Di hadapan awak media, Rabu (3/12/2025), Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya bersikukuh dengan posisinya. Dengan nada tegas, ia menolak untuk mundur dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Baginya, statusnya sebagai ketum yang sah tak bisa diganggu gugat.
"Tetap. Posisi Ketum tidak dapat berubah, kecuali melalui muktamar," tegas Gus Yahya.
Ia berargumen bahwa konstitusi dan regulasi internal PBNU sudah sangat jelas mengatur hal ini. Menurutnya, tak ada ruang untuk tafsir lain. Karena itu, segala pernyataan yang disebut sebagai hasil rapat harian syuriyah PBNU, ia tolak mentah-mentah. "Maka dengan demikian, pernyataan itu tidak diterima," ujarnya lagi.
Di sisi lain, Gus Yahya mencoba melunakkan sikapnya. Ia menyatakan tidak punya kepentingan pribadi dalam hal ini. Yang ia perjuangkan, katanya, hanyalah menjaga tatanan organisasi NU agar tetap berjalan sesuai aturan yang ada.
Namun begitu, situasi ini bukannya tanpa sebab. Beberapa hari sebelumnya, tepatnya Sabtu (29/11/2025), Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar sudah membuat pernyataan yang bertolak belakang. Dalam konferensi pers di kantor PWNU Jawa Timur, Miftachul menegaskan bahwa Gus Yahya sudah tidak lagi menjabat sebagai Ketum.
Artikel Terkait
Monas Kembali Dihangatkan, Setengah Juta Massa 212 Serukan Persatuan
Kemenhut Bantah Terbitkan Izin Tebang Kayu di Tapanuli Selatan
Instalator BTS Diamankan Saat Bobol Kabel Tembaga di Menara Pontianak
Pemkot Yogya Tawar-menawar Rp15 Miliar untuk Lahan PSEL Piyungan