Dewi sendiri berhasil diamankan di Sihanoukville, Kamboja, pada Senin (1/3) yang lalu. Ia bukan tersangka sembarangan, melainkan buronan kasus penyelundupan sabu dengan berat mencapai dua ton ke Indonesia. Operasi penangkapan ini merupakan hasil kolaborasi solid antara BNN, Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI, dan BAIS TNI.
Namun begitu, saat ditangkap, Dewi tidak sendirian. Ada seorang pria yang menemaninya, dan identitas orang ini masih menjadi misteri.
“Nama dan identitas lelaki tersebut sedang dilakukan penyelidikan oleh Pol Kamboja. Sementara info didapatkan, lelaki tersebut diakui sebagai WN Pakistan dengan panggilan Abdul Halim, yang diduga sebagai pacar Paryatin alias Dewi Astutik,” jelas Suyudi lebih lanjut.
Jaringan yang dibangun Dewi ternyata jauh lebih rumit. BNN menyebutkan bahwa perempuan ini mendominasi operasi narkoba di kawasan Segitiga Emas yang meliputi Thailand, Laos, dan Myanmar. Tak hanya itu, ia juga dikaitkan dengan kasus-kasus besar jaringan Golden Crescent dari Afghanistan, Iran, dan Pakistan. Sebagai catatan, Dewi juga merupakan buronan dari pemerintah Korea Selatan. Jaringannya, bisa dibilang, benar-benar global.
Artikel Terkait
Dendam Sewa Kos Berujung Maut di Wirobrajan
Tito Karnavian Bantah Isu Tiga Bupati Aceh Menyerah Tangani Banjir
Gus Yahya Tegaskan Posisi, Tolak Klaim Pemberhentian dari PBNU
Banjir Sumatera, Alumni IPB Salurkan Bantuan Obat dan Pangan