Satu-satunya harapan kini ada pada proses DNA. Tim telah mengambil sampel dari gigi, jari, hingga tulang puluhan jenazah. Mereka berharap ada keluarga yang datang untuk mencocokkan data, memberikan nama pada yang telah pergi.
Lumpur Menghitamkan Harapan Petani dan Petambak di Aceh
Melangkah ke Aceh, tepatnya di Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, pemandangannya sungguh memilukan. Sawah yang semula hijau kini berwarna cokelat pekat. Tambak-tambak ikan bandeng dipenuhi lumpur, mematikan segala kehidupan di dalamnya. Desa Ule Uce adalah salah satu yang terparah. Mereka sempat terisolasi tiga hari penuh sebelum akhirnya bantuan bisa masuk.
Namun begitu, masalah belum berakhir. Listrik masih padam, sinyal komunikasi nihil. Bahan bakar minyak langka, sehingga mobilitas warga terhambat. Bahkan untuk sekadar membeli kebutuhan pokok saja susah. Yang paling menyedihkan, air bersih jadi barang mewah.
Para petani dan petambak hanya bisa memandang pasrah. Hasil jerih payah mereka selama ini hilang seketika.
“Sekarang udah tertimbun lumpur semua,” keluh Ilham, seorang petambak ikan di Jangka, suaranya lirih.
Rekannya yang berdiri di samping mengangguk pilu. “Habis semua, habis,” ucapnya, menggambarkan nasib sawahnya yang musnah.
Terjebak dan Bertahan: Menyeberang dengan ‘Flying Fox’ di Atas Jembatan Ambruk
Banjir bandang menerjang Bireuen sejak Sabtu lalu. Tiga hari setelahnya, genangan air masih menguasai banyak wilayah. Di Desa Ule Uce, hamparan sawah dan tambak masih terendam. Untuk sekadar menyeberangi sungai yang jembatannya ambruk, warga harus memakai akal.
Mereka memasang tali melintang di dua sisi, lalu menggunakan katrol dan keranjang untuk berpindah. Mirip permainan flying fox, tapi ini untuk bertahan hidup. Di beberapa ruas jalan, air memang mulai surut, membuka akses bagi bantuan. Tapi persoalan lain muncul: BBM tetap langka, harta benda banyak yang hanyut.
Intinya, bantuan masih sangat dibutuhkan. Mulai dari makanan, bahan pokok, hingga dukungan logistik lainnya. Perjuangan mereka untuk bangkit masih sangat panjang.
Artikel Terkait
Politisi PKB Minta Kalapas Dicopot Usai Diduga Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing
Gaji Tukang Sapu Rp18 Juta di Morowali: Mengapa Diisi Tenaga Asing?
Bencana Sumatera: 3,3 Juta Jiwa Terjebak dalam Banjir dan Longsor
Prabowo Buka Suara: Penebangan Liar Diduga Perparah Banjir Sumatera