Koordinator Merah Putih Desak Pengamanan Luhut Usai Dituding Abaikan Menhan

- Rabu, 03 Desember 2025 | 03:50 WIB
Koordinator Merah Putih Desak Pengamanan Luhut Usai Dituding Abaikan Menhan

Fakta di lapangan pun terang benderang. Sutoyo menyebutkan, dalam sebuah Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi II DPR, Gubernur Sulawesi Tengah menyampaikan kekecewaannya yang mendalam. Wilayah yang seharusnya menjadi pusat kemakmuran justru membawa petaka. “Negeri Kami Hancur-hancuran,” teriak sang Gubernur seperti dikutip dalam pemberitaan 29 November lalu, menggambarkan kondisi Morowali yang dikuasai industri nikel.

Dalam situasi genting seperti ini, pernyataan dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan justru dianggap kontraproduktif.

“Statement yang justru akan memperkeruh keadaan oleh LBP tidak diperlukan lagi,” tegas Sutoyo.

Lebih jauh, Sutoyo menyayangkan tindakan Luhut yang dinilai mengabaikan, bahkan melawan Menhan. Alih-alih berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia, Luhut malah dilaporkan telah berkomunikasi langsung dengan pihak China, yakni Wang Yi yang ditunjuk Presiden Xi Jinping, untuk membahas masalah IMIP. Langkah ini dianggap aneh dan mencurigakan.

“Tidak mendukung dan konsultasi dengan Menhan yang bertindak atas nama Presiden, justru berkomunikasi dengan pihak Cina,” tambah Sutoyo.

Ia menduga, ini adalah bentuk Defense Mechanism atau mekanisme pertahanan diri Luhut. Sebuah cara tidak sadar untuk melindungi diri dari situasi gawat yang mengancam, terutama karena diduga kuat terlibat dalam skema SCC dan upaya mendirikan ‘negara dalam negara’.

Peringatannya pun keras. “Kalau LBP tetap melawan Presiden yang sedang bertindak menyelamatkan kedaulatan negara, rakyat pasti akan teriak pecat segera dari jabatannya,” terang Sutoyo menjelaskan.

Ia menegaskan, Luhut harus secepatnya diamankan dari ruang publik agar tidak terus memperkeruh keadaan, sekaligus menjalani proses hukum. “Karena diduga kuat sebagai penghianat negara,” pungkasnya.


Halaman:

Komentar