“Ini cara kami melepas penat,” ujar salah seorang pehobi, sambil matanya tak lepas mengikuti gerak burungnya di angkasa.
“Sekaligus menjaga tradisi yang sudah lama,” tambahnya.
Jadi, di sudut ibu kota yang kerap dianggap muram ini, masih ada tawa, sorak, dan kepakan sayap yang berusaha melawan kesunyian beton. Sebuah pemandangan yang menyegarkan, sekaligus menyiratkan nostalgia akan ruang bernapas yang makin langka.
Artikel Terkait
Taliban Tembak Mati Pembunuh Hamil di Hadapan Publik
Setelah 21 Tahun Hilang, PMI Korban Penyekapan Masih Tertahan di Malaysia
Supermoon Picu Ancaman Banjir Rob di Pesisir Lampung, Warga Diminta Siaga
Jembatan Ambrol, Warga Tapanuli Tengah Bangun Akses Darurat di Tengah Banjir