Dia kehilangan segalanya. Tapi di Deir al Balah yang porak-poranda, Ahmed Mahmud Kamil Abu Seker justru memilih untuk mengenakan hidung merah dan senyum lebar. Pria 28 tahun ini, yang seluruh keluarganya hilang dalam kekerasan yang ia sebut genosida, kini menghabiskan hari-harinya sebagai seorang badut sukarela.
Mungkin terdengar mustahil. Bagaimana caranya membawa tawa di tengah duka yang begitu pekat? Namun itulah yang dilakukan Ahmed. Ia berpegang pada kehidupan dengan cara yang paling manusiawi: membawa secercah kegembiraan, sesingkat apapun itu, untuk anak-anak Gaza yang telah melihat terlalu banyak kematian.
Konflik ini memang telah meninggalkan luka yang dalam. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyebutkan, korban jiwa sejak perang Oktober tahun lalu telah mencapai angka 70.654 orang. Sungguh angka yang sulit dibayangkan.
Artikel Terkait
Bupati Lampung Tengah Tersandung Suap Rp5,7 Miliar untuk Bayar Utang Kampanye
Suharti Buka Suara: Data Pendidikan Masih Banyak PR Meski 71,9% Dinilai Baik
Di Balik Duka Sumatera, Solidaritas Ternyata Menyembuhkan Jiwa Penolong
Bandara Sam Ratulangi Siap Hadapi Gelombang Mudik Nataru