Kekacauan Global Bukan Takdir: Mengapa Dunia Internasional adalah Cermin Pilihan Kita Sendiri

- Selasa, 02 Desember 2025 | 11:00 WIB
Kekacauan Global Bukan Takdir: Mengapa Dunia Internasional adalah Cermin Pilihan Kita Sendiri

Dunia yang Kita Bangun

Pernah dengar anggapan bahwa dunia internasional itu kacau balau? Argumennya klise: negara-negara saling curiga, selalu siap perang, dan hidup dalam ketakutan konstan. Tapi, coba kita pikirkan lagi. Seorang pemikir bernama Alexander Wendt punya pandangan yang jauh lebih menarik. Baginya, kekacauan dunia bukanlah takdir. Ia bilang, "anarchy is what states make of it." Intinya sederhana: kekacauan itu ciptaan kita sendiri. Lahir dari cara negara-negara membangun hubungan antar mereka.

Menurut Wendt, tidak ada hukum besi dalam politik global. Sistem yang anarkis tidak serta-merta memaksa negara untuk jadi musuh. Justru, interaksi merekalah yang menentukan segalanya. Negara A bisa menganggap Negara B sebagai ancaman eksistensial, sementara Negara C, di tengah kekacauan yang sama, dilihat sebagai sekutu terpercaya. Jadi, perilaku negara tidak ditentukan oleh anarki. Negara sendirilah yang memberi makna pada anarki itu.

Tiga Wajah Anarki: Dari Musuh sampai Sahabat

Gagasan ini terperinci dalam tiga "budaya" anarki: Hobbesian, Lockean, dan Kantian. Bayangkan spektrum. Di ujung paling suram, budaya Hobbesian, setiap negara memandang yang lain sebagai musuh yang harus ditaklukkan. Bergerak ke tengah, budaya Lockean, hubungan lebih seperti rivalitas antara pesaing yang masih punya batasan. Lalu, ada budaya Kantian, di mana negara saling memandang sebagai teman, lebih mengedepankan kerja sama daripada konflik.

Yang penting, ketiganya bukanlah produk jadi dari sistem internasional. Semua ini dibentuk dari sejarah panjang: interaksi yang berulang, persepsi yang mengkristal, dan identitas kolektif yang sengaja dibangun.

Lebih dari Sekadar Kekuatan Bersenjata

Dari sini kita paham, realitas politik dunia tidak cuma soal kapal induk, misil, atau PDB. Faktor-faktor non-material sering kali punya peran lebih besar. Pikiran, norma, budaya, dan identitas inilah yang benar-benar menggerakkan tindakan. Konstruktivisme percaya bahwa cara kita memandang diri sendiri dan dunia sekitar akan membentuk cara kita bertindak. Negara, layaknya manusia, punya citra diri yang mempengaruhi setiap kebijakannya.

Kisah Dua Tetangga: AS dan Kanada

Ambil contoh Amerika Serikat dan Kanada. Secara teori realis, dua negara kuat yang berbatasan langsung seharusnya saling waspada, bahkan bermusuhan. Kenyataannya? Mereka adalah sekutu paling damai. Perbatasan mereka mungkin yang paling tidak dijaga di planet ini.


Halaman:

Komentar