Di Balik Derasnya Air, Petugas BPBD Aceh Menahan Isak dan Beban Evakuasi

- Selasa, 02 Desember 2025 | 10:25 WIB
Di Balik Derasnya Air, Petugas BPBD Aceh Menahan Isak dan Beban Evakuasi

MURIANETWORK.COM Derasnya air yang masih mengalir di antara puing-puing rumah tak sepenuhnya menenggelamkan suara itu. Sebuah isak, pecah pelan. Di sudut wilayah bencana Aceh itu, seorang petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hanya bisa menunduk. Tangannya bergetar. Bukan karena dingin, tapi karena beban yang harus dipikulnya sejak subuh tadi.

Di hadapannya, beberapa kantong jenazah masih terbaring. Ada yang baru ditemukan, ada pula yang sudah sejak kemarin menunggu untuk diangkut. Situasinya memang rumit. Jalan-jalan tertutup lumpur setinggi lutut, jembatan runtuh, akses ke beberapa dusun terputus sama sekali. Tim di lapangan harus terus memetakan ulang rute, karena medan berubah setiap jam seiring arus air yang belum surut betul.

Dalam kondisi seperti itu, menangani jenazah yang jumlahnya terus bertambah bukan cuma soal fisik. Itu adalah beban mental yang luar biasa.

Ucap seorang petugas, suaranya gemetar menahan haru. Permintaan maaf itu keluar begitu saja, mewakili perasaan seluruh tim yang terjebak antara keinginan untuk bergerak cepat dan kenyataan medan yang memaksa mereka berhati-hati.

Menurut sejumlah saksi, bencana ini meninggalkan lebih dari sekadar kerusakan fisik. Luka batinnya dalam, terutama bagi para petugas yang bekerja hampir tanpa henti. Tak ada pelatihan yang benar-benar bisa menyiapkan mental seseorang untuk berhadapan dengan kenyataan pahit: jenazah tak bisa segera dievakuasi sebagaimana mestinya.

Seorang anggota tim bercerita tentang korban yang mereka temukan tersangkut di reruntuhan pagar. Proses evakuasinya makan waktu lebih dari dua jam. Mereka harus memastikan area sekitar benar-benar aman dulu.


Halaman:

Komentar