Ia mengaku telah mengajak Paus untuk berdoa. “Tapi dia bilang, 'Tidak apa-apa',” ungkapnya.
“Saya rasa dia ingin melihat masjid, ingin merasakan suasana masjid. Dan dia sangat senang,” lanjut Imam Tunca menggambarkan momen itu.
Desakan Damai di Bawah Bayang-Bayang Serangan
Dari Turki, perjalanan berlanjut ke Lebanon negara yang sedang berada di bawah tekanan. Serangan-serangan Israel kerap terjadi, menciptakan situasi yang mencekam. Di tengah kondisi itulah, Paus Leo mendesak para pemimpin politik di Beirut untuk menjadikan perdamaian sebagai prioritas utama.
Ini adalah hari kedua dari lawatan luar negeri pertamanya sebagai pemimpin Gereja Katolik. Rencananya, ia akan menghabiskan empat hari di Lebanon.
Begitu tiba di Beirut, kerumunan warga sudah menanti di sepanjang jalan dari bandara menuju istana kepresidenan. Kehadirannya jelas dinanti. Di istana, ia bertemu dengan para politisi dan pemuka agama, lalu menyampaikan pidato yang dibuka dengan kutipan dari Yesus Kristus.
“Berbahagialah orang yang membawa damai,” ucap Paus Leo.
Pesan intinya jelas: meski situasi regional sangat kompleks, penuh konflik, dan tidak menentu, Lebanon tidak boleh berhenti berupaya untuk meraih perdamaian. Sebuah seruan yang terdengar sederhana, namun terasa sangat berat untuk diwujudkan di tanah yang telah lama dilanda gejolak.
Artikel Terkait
Kekacauan Global Bukan Takdir: Mengapa Dunia Internasional adalah Cermin Pilihan Kita Sendiri
Enam Bulan dalam Jeruji Ketakutan: Remaja 15 Tahun Disekap dan Dilecehkan di Lampung Timur
Polisi Ringkus Dua Pengedar Sabu di Pelosok Ketapang, Sita Puluhan Gram Barang Bukti
Debat di Ruang Ber-AC, Rakyat Berjuang di Tengah Banjir