Di tengah rapat koordinasi kesiapan menyambut Natal dan Tahun Baru, sebuah sindiran halus terlontar dari pihak BNPB. Raditya Jati, Deputi Bidang Sistem dan Strategi badan tersebut, tampaknya sudah cukup mendengar alasan yang itu-itu saja dari sejumlah kepala daerah.
Rapat yang digelar di Kantor Kemendagri, Jakarta, pada Senin (1/12) itu seharusnya membahas antisipasi bencana hidrometeorologi. Namun, Raditya justru menyoroti pola pikir yang ia anggap keliru. Menurutnya, banyak pemda yang dengan mudahnya menyalahkan curah hujan ekstrem saat banjir atau longsor melanda.
"Yang paling penting adalah kepala daerah paham," tegas Raditya.
"Jadi jangan menunggu kejadian bencana baru meminta bantuan dari pusat," lanjutnya.
Ia merasa pola respons seperti itu sudah terlalu sering terjadi. Padahal, bencana jarang datang tiba-tiba tanpa tanda. Seharusnya, pemahaman akan risiko dan langkah mitigasi sudah jadi prioritas jauh sebelumnya. Namun begitu, kenyataan di lapangan kerap berbeda.
"Nah ini yang seringkali terjadi dan seringkali menyalahkan curah hujan yang tinggi sehingga mereka tidak siap," ujarnya.
Artikel Terkait
Ngadiyakur dan Payung Lukis: Menjaga Napas Tradisi di Desa Juwiring
Puluhan Remaja Serbu Motor dengan Brutal di Surabaya
Kapal Tempur Beralih Tugas, Angkut Bantuan Besar-besaran ke Wilayah Bencana
Gus Ulil Dibombardir Ancaman Usai Debat Sengit Soal Wahabisme Lingkungan