Harga Cabai dan Tomat Anjlok, Sulut Catat Deflasi di November 2025
MANADO – Ada yang menarik dari data harga bulan lalu di Sulawesi Utara. Alih-alih naik, harga berbagai kebutuhan justru turun. Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatat, pada November 2025, provinsi ini mengalami deflasi month to month sebesar 0,41 persen. Artinya, secara rata-rata, uang masyarakat sedikit lebih "berisi" dibanding bulan sebelumnya.
Nah, siapa dalangnya? Ternyata, tiga komoditas pangan punya peran besar. Cabai rawit, tomat, dan beras menjadi penyumbang utama penurunan harga itu. Menurut catatan BPS Sulut, cabai rawit memberi andil deflasi 0,23 persen. Tomat menyusul di angka 0,20 persen, dan beras menyumbang 0,18 persen. Buat ibu-ibu rumah tangga, kabar ini tentu menyenangkan.
Kalau dilihat lebih luas, kelompok pengeluaran untuk Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi kelompok utama yang tekanannya paling kuat. Kelompok ini mengalami penurunan harga cukup signifikan, sampai 1,83 persen, dengan andil deflasi mencapai 0,60 persen.
Tapi jangan senang dulu. Ceritanya jadi lain kalau kita bandingkan dengan tahun lalu. Secara year on year, atau membandingkan November 2025 dengan November 2024, Sulut justru mengalami inflasi sebesar 0,65 persen. Jadi, meski bulan lalu harganya turun, secara keseluruhan dalam setahun terakhir, harga-harga masih lebih tinggi.
Kepala BPS Provinsi Sulut, Aidil Adha, membeberkan lebih detail. Menurutnya, dari sisi perbandingan tahunan, justru beras dan emas perhiasan yang jadi pendorong inflasi.
Artikel Terkait
Relawan Tempuh Perjalanan Lima Jam ke Riau Demi BBM untuk Korban Bencana Tapsel
Arab Saudi Gelontorkan Rp204 Miliar untuk Pusat Bahasa Arab di Banda Aceh
Di Tengah Banjir dan Longsor, Pemilik Minimarket di Sibolga Bikin Warganet Terharu
Presiden Prabowo Blusukan ke Pengungsian Padang Pariaman, Tegaskan Bantuan Tak Boleh Tersendat