Di sisi lain, kewaspadaan tetap dijaga ketat. Sejak pertengahan November, status siaga banjir sudah ditetapkan untuk kawasan sekitar Danau Ranau. Semua bupati dan wali kota diingatkan untuk waspada, terutama di spot-spot yang rawan limpasan atau longsor. Pengecekan lapangan juga terus digalakkan, mengingat prakiraan BMKG soal curah hujan yang masih tinggi.
Upaya mitigasi tak cuma fokus di darat. Di pesisir, rehabilitasi mangrove digenjot. Dari potensi luas lebih dari 200 ribu hektare, sekitar 43 ribu hektare sudah dipulihkan dan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kabarnya, kinerja Sumsel dalam hal ini mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Kalau penilaian final nanti memuaskan, Sumsel bisa mendapatkan penghargaan nasional,” katanya dengan nada optimis.
Pada akhirnya, Herman Deru menekankan bahwa semua ini bukan hanya soal proyek infrastruktur. Lebih dari itu, ini soal komitmen kolektif untuk menjaga alam. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat turut serta. Melindungi hutan dan lingkungan, menurutnya, adalah kunci agar Sumsel tetap bisa bernapas lega di tengah ancaman bencana yang kian sering terjadi.
Artikel Terkait
Banjir Bandang Sumatera: Gelondongan Kayu dan Tanda Tanya Pembalakan Liar
Zulkifli Hasan dan Panggung Pencitraan di Tengah Banjir
BMKG Peringatkan Ancaman Bibit Siklon Tropis di Musim Hujan 2025/2026
Prabowo Sambangi Korban Bencana, Janji Pemerintah Tak Tinggalkan Warga