Ribuan sekolah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat kini mulai menerima bantuan darurat dari pemerintah. Dana tahap pertama, yang nilainya lebih dari Rp 4 miliar, sudah dikucurkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk menanggapi dampak bencana yang melanda wilayah-wilayah tersebut.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa upaya pemetaan dan mitigasi terus digenjot. Tujuannya jelas: agar proses belajar mengajar tidak benar-benar terhenti.
“Kami sudah melakukan mitigasi dan melakukan pemetaan, tidak hanya Aceh dan Sumatera Utara, tetapi juga di beberapa tempat di Jawa Timur, dan Jawa Tengah,”
ujar Mu’ti dalam keterangannya, Senin (1/12).
Di lapangan, tenda-tenda darurat sudah didirikan sebagai ruang kelas sementara. Namun begitu, pekerjaan rumah masih banyak. Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, mengaku pendataan untuk bantuan lanjutan masih berlangsung. Mereka ingin memastikan bantuan yang dikirim benar-benar sesuai dengan kebutuhan di lokasi bencana.
“Kami menunggu info datanya, jika sudah ada, maka bisa kami proses pengirimannya. Kami juga terus berkoordinasi dengan Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB),”
tutur Suharti.
Lebih dari Seribu Sekolah Terdampak
Angkanya cukup besar. Berdasarkan data terbaru per Minggu (30/11), tercatat 1.009 satuan pendidikan yang terdampak di tiga provinsi itu. Rinciannya, 310 sekolah di Aceh, 385 di Sumatera Utara, dan 314 lainnya di Sumatera Barat.
Dampaknya merata di semua jenjang. Mulai dari PAUD dan SD, lalu naik ke SMP, SMA, SMK, sampai sekolah luar biasa (SLB) dan PKBM ikut merasakan efeknya.
Artikel Terkait
Senyar, Sang Singa yang Mengguncang Asia Tenggara
PDIP Gelar Peringatan Hari AIDS di Ancol, Serukan Penghapusan Stigma
Wamenko Polhukam Soroti Siklon Senyar dan Pelajaran dari Bencana Sumatra
Semangat Bandung di Era Baru: Mampukah Melawan Kolonialisme Gaya Baru?