"Tidak melihat itu (garis merah) karena menggunakan histogram menggunakan pencitraan saja," tuturnya lagi.
Andi kemudian menjelaskan perbedaan pendekatannya. Kalau Roy Suryo pakai histogram, ia mengaku menggunakan metode Fattal dan Mantiuk. Lebih dari itu, Roy Suryo disebutnya hanya memakai satu pembanding. Sementara dirinya menggunakan dua hingga tiga pembanding untuk analisis yang lebih komprehensif.
"Saya ingin menganalisa juga yang katanya analisis dari Mas Roy Suryo menggunakan histogram. Kita juga menggunakan namanya Fattal dan Mantiuk. Kita kan mencari garis merah tersebut karena menurut Roy Suryo itu di belakang foto, jadi ada turn mapping fattal dan tone mapping Mantiuk," papar Andi.
Ia melanjutkan, "Kalau Roy Suryo itu cuma 1 pembandingnya, kalau kita punya 2-3 pembanding tuk menjelaskan apa yang kita lakukan. Kalau histogram itu secara namanya statistik, biasanya hitam di histogram itu itu menutupi mata yang lain, warna yang lain itu tertutup."
Jadi begitulah. Dua analisis, dua klaim, dua metode yang berbeda. Hasilnya? Tentu saja berbeda pula.
Artikel Terkait
Truk Tangki Mogok di Cawang, Arus Tol Cikampek Tersendat Parah
Dukungan Tak Terduga Ikhwanul Muslimin untuk Bayi Republik Indonesia
Sutoyo Abadi Bongkar Skema Negara dalam Negara di Balik Bandara Morowali
Pesantren dan Tradisi Tinta: Dari Naskah Kuno hingga Karya Santri Milenial