tegas Khozinudin. Ia meyakini tekanan publik adalah kunci. Itu yang membuat aparat tak gegabah menahan para pelapor. Pengalaman Gus Nur dan Bambang Tri yang dinilai dikriminalisasi menjadi pengingat pahit. Hukum bisa disalahgunakan ketika tak ada sorotan publik.
"Dukungan rakyat membuat kami makin percaya diri. Tim kami makin solid, apalagi dengan kehadiran banyak pihak yang bergabung untuk memperkuat advokasi,"
lanjutnya.
Divisi Non Litigasi dapat suntikan energi baru. LBH PP Muhammadiyah bergabung. Tim hukum Prof Denny Indrayana juga merapat. Kombinasi pengalaman, jaringan, dan otoritas akademik mereka bawa membuat kubu ini makin percaya diri. Tekanan politik dan hukum pun dihadapi dengan kepala lebih tegak.
Malam ini, Prof Denny terbang langsung dari Melbourne ke Jakarta. Dia akan tampil di program Rakyat Bersuara bersama Aiman Witjaksono. Sementara itu, di channel berbeda, Ahmad Khozinudin hadir sebagai narasumber di program Catatan Demokrasi Andromeda Mercury. Dua panggung, satu isu yang sama: dugaan ijazah palsu Jokowi.
"Dengan hadirnya Prof Denny, narasi divisi Non Litigasi makin kuat,"
tutup Khozinudin. Ia yakin pertarungan wacana di media kini jadi arena penentu. Dari sanalah dukungan rakyat akan bergerak, membuka tabir gelap dugaan pemalsuan ijazah itu.
Artikel Terkait
KPK Gagal Lagi, Tersandung Hak Prerogatif Istana
Kerangka Alvaro Ditemukan di Bawah Jembatan Tenjo, Tersangka Ternyata Kenal Medan
Menyusur Pesona Tiga Wajah Pantai Selatan Sukabumi, dari Mistis hingga Ombak Ekstrem
Rekan Tega Bunuh Danu di Bawah Jembatan Tol, Motif Diduga Pencurian