Khalil Abu Hatab, saksi mata di Deir al-Balah, menggambarkan kepanikan saat itu. "Tiba-tiba, saya mendengar ledakan dahsyat. Saya lihat ke luar, asap sudah menutupi seluruh area. Saya tidak bisa melihat apa-apa," kenangnya.
"Saya tutup telinga dan berteriak pada yang lain di tenda untuk lari. Ketika saya melihat lagi, lantai atas rumah tetangga saya sudah lenyap."
Dia kemudian menambahkan dengan nada getir, "Ini gencatan senjata yang rapuh. Ini bukan kehidupan yang bisa kita jalani. Tidak ada tempat yang aman."
Di tengah laporan-laporan korban jiwa ini, muncul kecaman keras dari berbagai pihak. Seorang pengguna Twitter dengan akun @ZacksJerryRig menulis secara blak-blakan: "Israel adalah negara teroris."
Kenyataannya, situasi di tanah Gaza memang semakin tidak menentu. Warga yang sudah hidup dalam ketakutan bertahun-tahun kini harus kembali menghadapi kenyataan pahit: bahwa rasa aman masih menjadi barang mewah yang sulit mereka dapatkan.
Artikel Terkait
Audi A8L Nekat Terobos Gerbang Tol, Pengemudi Diduga Alami Gangguan Psikologis
Tifa Buka Suara soal Pengacara yang Mundur dari Kasus Ijazah Jokowi
Antrean Solar Malam Hari di Sumsel Bikin Pengusaha Truk Keluhkan Kerugian Miliaran
Setelah Lima Tahun Pisah, Fahmi Bo dan Nita Anita Kembali Menyatukan Hati