Trump bahkan memberikan ucapan selamat secara langsung kepada Mamdani atas kemenangannya di Pilwalkot awal bulan ini. "Dia benar-benar bertarung dengan luar biasa melawan beberapa orang yang sangat tangguh, orang-orang yang sangat cerdas," pujinya.
Dari kubu Mamdani, tanggapannya tak kalah positif. Ia menilai pertemuan itu sangat produktif.
"Pertemuan itu produktif dan berfokus pada tempat yang sama-sama dikagumi dan dicintai, yaitu Kota New York, dan pentingnya menyediakan akses yang terjangkau bagi warga New York," jelas Mamdani.
Sehari sebelum berangkat ke Washington, dalam sebuah konferensi pers, Mamdani mengakui bahwa ia dan presiden memiliki banyak perbedaan pendapat. Tapi pertemuan ini justru digunakannya untuk menjelaskan sikap dan niatnya dalam memimpin New York.
Di luar Balai Kota New York, ia berpesan kepada wartawan, "Saya bermaksud menjelaskan kepada Presiden Trump bahwa saya akan bekerja sama dengannya dalam agenda apa pun yang menguntungkan warga New York."
Namun, dengan tegas ia menegaskan batasannya. "Jika suatu agenda merugikan warga New York, saya juga akan menjadi orang pertama yang mengatakannya." Sebuah penutup yang jelas, menunjukkan bahwa di balik jabat tangan, prinsip tetap dijaga.
Artikel Terkait
Mantan Sopir Hakim Bakar Rumah Majikan, Dendam Usai Dipecat Berujung Bencana
Kader PDIP Bongkar Motif Terselubung Ahmad Ali Serang Partai
Trump dan Mamdani: Dari Berseberangan ke Saling Dukung di Ruang Oval
Jake Matthews, Petarung UFC yang Temukan Pedoman Hidup dalam Islam