"Mereka bisa jual murah karena memang tidak peduli untung. Tujuan utama mereka cuma satu: mencuci uang," tegas Ivan.
Sementara itu, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda menekankan pentingnya akuntabilitas di era digital seperti sekarang. Menurut Sherly, memulai bisnis dengan cara yang benar adalah kunci.
"Modal bisnis sejati bukan uang, tapi nama baik, reputasi, dan kepercayaan," ujarnya. "Dari akta perusahaan dan laporan keuangan yang transparan, baru bisa datang investor, modal, pelanggan, dan cuan."
Sherly melanjutkan, transparansi menjadi penting karena bisnis membutuhkan modal untuk berkembang. Dan modal selalu memerlukan dokumen-dokumen yang sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Setiap pengembangan produk, investor besar, atau proyek besar selalu membutuhkan akuntabilitas dari akta dan laporan keuangan," paparnya.
Dari sisi akademisi, Prof. Paramita Prananingtyas mengungkapkan bahwa Undip telah memasukkan kewirausahaan dalam kurikulum semua program studi. Meski mendorong mahasiswa menjadi entrepreneur, etika bisnis tetap menjadi prioritas utama.
"Etika bisnis harus dipegang sejak awal seseorang memutuskan menjadi pengusaha," tegas Paramita yang juga menjabat Ketua LP2MP Undip.
Ia menambahkan, "Transparansi adalah nomor satu. Ini untuk mencegah penyalahgunaan. Siapa tahu uang yang dititipkan ke Anda hasil TPPU? Keterbukaan dalam berbisnis akan memunculkan kepercayaan."
Acara yang mengusung tema "Bisnis Kampus hingga Bisnis Miliaran" ini berhasil menarik sekitar 2.000 peserta dari berbagai latar belakang—mahasiswa, dosen, pelaku usaha muda, hingga founder startup. Melalui talkshow dan diskusi interaktif, generasi muda diajak membangun usaha yang tidak hanya profitable, tapi juga taat hukum dan beretika.
Artikel Terkait
Anak Tebas Leher Ayah Kandung di Rajabasa, Kabur Bawa Golok
Kobaran Api di Minahasa Utara Tewaskan Ayah dan Anak Saat Terlelap
Hilux Ngamuk di Sintang, Kabur dari Razia Malah Tumbuk Avanza
Serangan Israel di Khan Younis Tewaskan Bayi dan Picu Peringatan Qatar