Di tahun pertamanya, nama Prabowo masih harum—seperti umumnya presiden baru. Apalagi, perhatian publik sempat tersedot oleh perseteruan Jokowi dengan "isu ijazah palsu".
Tapi seiring waktu, rakyat akan sadar bahwa Jokowi benar-benar sudah masa lalu. Dia bukan siapa-siapa lagi. Kondisinya lemah, bahkan butuh teman sekadar untuk ngobrol dan ngopi. Indonesia tidak lagi di tangannya. Nasib negeri ini sekarang ada di panggung Prabowo.
Ketika kesadaran ini muncul, fokus publik akan bergeser. Panggung Prabowo akan menjadi pusat perhatian. Di situlah pertarungan gagasan, pertukaran ide, kritik, dan konflik politik akan bermunculan. Panggung Prabowo akan ramai, sementara panggung Jokowi berangsur sepi. Ini hukum sejarah yang normal dalam konstelasi politik.
Pada akhirnya, rakyat akan mencium apakah panggung Prabowo tetap harum di tahun-tahun mendatang, atau justru membusuk seiring kritik yang direspons secara kontra-produktif.
Apakah Prabowo akan tampil seperti SBY yang dirindukan rakyat jelang pemilihan periode keduanya? Atau seperti Megawati yang tak terpilih, atau Jokowi yang harus berdarah-darah menghadapi pemilu untuk periode keduanya? Semua bergantung pada kualitas kinerja dan sikap politik Prabowo terhadap rakyat.
Yang pasti, cepat atau lambat, panggung publik akan bergeser ke Prabowo dan meninggalkan Jokowi. Di panggung inilah fakta Indonesia dan masa depannya akan terbongkar.
Kaltim, 20 November 2025
Artikel Terkait
Kobaran Api Ganggu Perundingan Alot di KTT Iklim Brasil
Kebakaran di RS PMC Subang, Pasien Dievakuasi Usai Korsleting Landa Ruang Petugas
Polisi dengan Riwayat Skizofrenia Amuk Warga di Depan Polda Sumut
25 Demonstran Dihadiahi Dakwaan JPU Usai Ricuh Gedung DPR