Di sisi lain, Kecamatan Candipuro juga tak kapa-kapa. Balai Desa Penanggal, misalnya, kondisinya sama seperti masjid di Oro-Oro Ombo—warga sudah pulang. Tapi titik lainnya justru padat. SDN 02 Sumberurip menampung 7 jiwa, sementara Kantor Kecamatan Candipuro dipenuhi 101 pengungsi. Bahkan, rumah kepala Desa Sumbermujur pun dijadikan tempat berlindung sementara bagi 55 orang.
Merespons situasi yang makin genting, Badan Geologi mengambil langkah tegas. Rabu sore, status Gunung Semeru dinaikkan menjadi Level IV atau Awas. "Tingkat aktivitas Gunung Semeru kita naikkan menjadi Level IV (Awas)," begitu bunyi pernyataan resmi mereka. Ini jelas bukan sekadar formalitas, tapi peringatan serius tentang bahaya yang mengintai.
BNPB pun tak tinggal diam. Mereka mengeluarkan imbauan keras agar tidak ada aktivitas apa pun, termasuk kegiatan ekonomi, sepanjang aliran Besuk Kobokan. Kita tahu, sungai di Lumajang ini sejak dulu jadi jalur lahar Semeru. Abdul Muhari, Kapusdatin Kebencanaan BNPB, menegaskan, "Secara sektoral masyarakat dan siapa pun diharapkan tidak beraktivitas dalam radius 20 Km sepanjang Besuk Kobokan." Pesannya jelas: jangan coba-coba mendekat. Keselamatan adalah yang utama.
Artikel Terkait
Latihan TNI di Belinyu Berbuah Tangkap Kapal Penyelundup Pasir Timah
Sosrobahu Menari di Atas Keramaian Jogja, Jawab Tantangan Keraton
Pengendara di Maros Berulah, Nyaris Pukul Petugas Saat Razia
Pohon Tumbang Timbulkan Kemacetan di Kawasan Senayan