Wakapolri Bongkar Masalah Internal: 67% Kapolsek hingga Brutalitas Dinilai Underperform

- Rabu, 19 November 2025 | 04:36 WIB
Wakapolri Bongkar Masalah Internal: 67% Kapolsek hingga Brutalitas Dinilai Underperform

Evaluasi Paradigma Penanganan Unjuk Rasa

Pasca aksi unjuk rasa besar akhir Agustus lalu, Irwasum Polri telah menurunkan tim evaluasi ke 12 Polda. Dedi menyatakan, Polri sedang mengubah paradigma dari 'menghadapi' massa menjadi 'melayani' massa.

"Banyak kekurangan-kekurangan yang harus kami perbaiki. Perubahan-perubahan ini harus kami lakukan dari paradigma menghadapi massa menjadi melayani massa," tegasnya.

Laporan Police Brutality Meningkat Signifikan

Polri menerima laporan signifikan mengenai police brutality atau kekerasan oleh oknum polisi. Mayoritas laporan masyarakat berkaitan dengan penyalahgunaan senjata api yang berujung korban jiwa.

Dedi menyebut sejumlah kasus terjadi di berbagai daerah, seperti Solok Selatan, Bangka Belitung, Semarang, Papua Barat, Sulawesi Selatan, dan Banten.

"Terjadi suatu fenomena, police brutality yang cukup signifikan, kemudian terjadi public complain yang cukup banyak," paparnya.

Masyarakat Beralih ke Damkar

Dedi Prasetyo menyadari masyarakat kini lebih memilih melapor ke Pemadam Kebakaran (Damkar) karena dinilai lebih cepat merespons.

"Saat ini masyarakat lebih mudah melaporkan segala sesuatu ke Damkar karena Damkar quick responsnya cepat," ujarnya.

Ia menekankan, citra Polri sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan publik. Perbaikan di bidang rekrutmen dan pendidikan disebut sebagai kunci untuk menghasilkan anggota kepolisian yang profesional.


Halaman:

Komentar