Ia juga menegaskan bahwa proses perbaikan negara memerlukan keberanian yang luar biasa untuk mengajukan pertanyaan kritis dan mengungkap fakta sebenarnya. Hal ini dianggapnya penting untuk mempertahankan standar etika dan moral dalam kepemimpinan.
dr. Tifa memberikan peringatan bahwa jika isu ini tidak ditangani dengan transparan dan melalui pendekatan ilmiah, maka ia akan berubah menjadi luka sejarah yang dalam. Masalah ini akan menjadi beban moral yang harus ditanggung oleh generasi penerus bangsa.
"Sebuah bangsa yang membiarkan ketidakjujuran menjadi preseden, akan menuai konsekuensi yang mahal di masa yang akan datang," tegasnya dalam pernyataan tersebut.
Di sisi lain, dr. Tifa menyampaikan keyakinannya yang kuat terhadap pemerintahan yang saat ini dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia meyakini bahwa Presiden Prabowo memiliki peluang besar untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang masih tertinggal, termasuk isu-isu yang menyangkut integritas publik.
"Saya yakin, Presiden Prabowo tidak akan membiarkan masalah penting seperti ini tetap menggantung. Karena keyakinan itulah, saya dapat melangkah dengan tenang," tulisnya. Pernyataannya ditutup dengan ungkapan Lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh. Ḥasbunallāhu wa ni‘mal wakīl.
Artikel Terkait
Wela Arista Mangkir Lagi dari Panggilan KPK, Diperiksa untuk Kasus Dana CSR BI-OJK
China Peringatkan Jepang: Intervensi Militer di Taiwan Akan Berakhir Kekalahan Telak
Pos Bantuan Hukum Desa Kalbar Diresmikan 4 Desember 2025: Akses Keadilan Semakin Mudah
Penganiayaan Parang Tewaskan 1 di Mempawah, Kronologi & Pencarian Pelaku