Kebijakan Jam Kerja dan Keseimbangan Hidup
Pemerintahan Takaichi saat ini membahas kemungkinan penyesuaian batas jam lembur. Meski demikian, Takaichi menegaskan bahwa setiap perubahan akan memprioritaskan kesehatan pekerja. "Jika kita menciptakan situasi di mana orang-orang dapat menyeimbangkan tanggung jawab pengasuhan anak dan lansia dengan baik, serta dapat bekerja, menikmati waktu luang dan bersantai, itu akan ideal," katanya.
Kekhawatiran Rekan dan Oposisi
Sejak terpilih sebagai perdana menteri, Takaichi berkomitmen mengabaikan work-life balance demi bekerja terus-menerus. Bahkan, dia mendorong rekan-rekan di Partai Demokrat Liberal untuk bekerja seperti kuda. Mantan menteri ekonomi Ken Saito mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap kesehatan Takaichi, sementara politisi oposisi Katsuhito Nakajima memintanya untuk tidur lebih banyak.
Kultur Tidur Masyarakat Jepang
Takaichi bukan satu-satunya orang Jepang dengan waktu tidur terbatas. Studi terbaru menunjukkan rata-rata orang Jepang hanya tidur 7 jam 1 menit pada hari kerja, 38 menit lebih rendah dari rata-rata internasional dan lebih sedikit dibandingkan negara-negara Barat lainnya.
Jadwal Padat Perdana Menteri
Sejak dilantik akhir Oktober, Takaichi memang tidak memiliki banyak waktu untuk beristirahat. Beberapa hari setelah pelantikan, dia langsung menghadiri KTT ASEAN di Malaysia, menyambut kunjungan Presiden AS Donald Trump, menghadiri KTT APEC di Korea Selatan, dan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Artikel Terkait
KPK Periksa Istri Kasatlantas dalam Kasus Korupsi Dana CSR BI & OJK
Aturan Baru Visa AS: Syarat Kesehatan & Keuangan Diperketat 2024
Menteri Supratman Tandatangani Perjanjian Ekstradisi ASEAN di Manila, Apa Dampaknya?
Denny Indrayana Jadi Kuasa Hukum Roy Suryo, Soroti Kasus Ijazah Jokowi