"Israel harus belajar bertahan hidup tanpa bantuan Amerika," tegas Loomer dalam pernyataannya.
Lebih lanjut, Loomer menjelaskan bahwa kekhawatirannya bukan tanpa alasan. Menurutnya, pemilihan wali kota New York bukan sekadar tentang isu lokal seperti tarif angkutan umum atau perumahan murah yang menjadi tema kampanye Mamdani.
Loomer menilai Pilkada New York ini merupakan sebuah referendum mengenai apakah 'globalisasi Intifada' dapat diterima di kota dengan populasi Yahudi terbesar di dunia.
"Ketika hal itu menjadi hal yang normal di New York, ini akan menjadi alarm peringatan bagi orang Yahudi di mana pun," ucapnya dengan nada tegas.
Posisi Tegas Loomer sebagai Republikan dan Zionis
Dalam wawancara tersebut, Loomer secara terbuka menyatakan identitas politik dan dukungannya. Dia tidak hanya mengaku sebagai bagian dari Partai Republikan, tetapi juga menyatakan diri sebagai seorang zionis.
Loomer menegaskan bahwa slogan America First yang menjadi kebijakan pemerintah tidak serta merta harus berarti anti-Israel. Dia menyatakan bahwa Israel adalah sekutu penting Amerika Serikat yang berbagi informasi intelijen, teknologi, dan nilai-nilai fundamental.
"Anda bisa memprioritaskan negara Anda sendiri dan tetap mendukung hak negara Yahudi untuk eksis," katanya menegaskan posisinya.
Artikel Terkait
Kontroversi Bonnie Blue Kembali Bergulir: Ditangkap di Inggris, Dikaitkan dengan Aksi Melecehkan Bendera Indonesia
Bahasa Ibrani Picu Amuk, Turis Israel Kehilangan Mata di Siprus
Simbol Palu Arit dan Kaligrafi Allah Berdampingan di Helm Tentara Rusia
Baba Vanga dan Visi Mencekam untuk Dunia 2026