Kim Yo-jong juga menyinggung kebijakan perbatasan mantan Presiden Moon Jae-in, ia mengklaim bahwa Pyongyang terhambat oleh upaya diplomasi perdamaian Moon Jae-in dan tidak dapat meningkatkan kekuatan militer serta dianggap “membuang-buang” waktu.
Selama masa jabatannya tahun 2017-2022, Moon meningkatkan upaya demi rekonsiliasi dan kerja sama antar Korea, tetapi upayanya gagal setelah pertemuan yang digelar di Hanoi berakhir tanpa kesepakatan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara pada 2019.
Korea Utara baru-baru ini memicu ketegangan antar negara dengan uji coba rudal balistik beserta kritikan keras terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Mengakhiri rapat pleno Komite Sentral Partai Pekerja Korea Utara pada hari Sabtu, Kim Jong-un mengemukakan tujuan untuk meluncurkan tiga satelit mata-mata serta menambah persenjataan nuklirnya tahun ini.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bogor.urbanjabar.com
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Prabowo Subianto Puji Kekuatan K-Pop & Kerja Sama Indonesia-Korsel di KTT APEC 2025
Samia Suluhu Hassan Menang Telak di Pemilu 2025: Kemenangan 97% Dihantui Tuduhan Kecurangan dan 700 Korban Jiwa
Viral Momen Sanae Takaichi Geser Kursi Dekati Prabowo di APEC 2025, Apa yang Dibicarakan?
Pembantaian El Fasher: RSF Bunuh 1.500 Warga Sipil dalam Genosida Sudan