Ihnat mengaku "kecolongan" karena sistem pertahanan udara yang mereka gunakan belum cukup ampuh untuk menghentikannya.
"Rudal Kh-22 terbang dengan kecepatan empat ribu kilometer per jam, sebagian besar mencapai sasarannya melalui lintasan balistik, sehingga diperlukan sarana khusus untuk mencegatnya. Kita memerlukan sistem pertahanan udara seperti Patriot, jadi tidak mudah menggunakan rudal ini," kata Ihnat sebagaimana dikutip murianetwork.com dari laman Eurasian Times pada Minggu, 31 Desember 2023.
Menurut Ihnat, Rusia bahkan juga memiliki Kh 32 sebagai versi lain dari Kh 22 yang telah dimodernisasi.
"Musuh telah menggunakan lebih dari 300 rudal sejak invasi skala penuh. Selain Kh-22, mereka juga memiliki versi modern dari rudal ini (Kh-32). Mungkin rudal-rudal ini juga digunakan saat ini," ujarnya menambahkan.
Selain Kh 22, Rusia juga memiliki rudal Kh 47M2 Kinzhal yang tidak kalah mematikan.
Kedua rudal tersebut diklaim mampu untuk menyerang target vital musuh seperti depot penyimpanan bawah tanah dan pusat komando.
Sehingga, masuk akal jika Ukraina merasa ketakutan untuk menghadapinya dan butuh dukungan dari Amerika Serikat beserta sekutunya.
Melansir laman Military Today, Kh 22 merupakan rudal anti kapal berkekuatan nuklir milik Rusia yang dirancang dan diproduksi oleh MKB Raduga sebagai anak perusahaan dari Tactical Missiles Corporation.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: zonajakarta.com
Artikel Terkait
Iran Sindir AS: Drone Shahed-136 Kami Ditiru, Bukti Teknologi Kami Diakui
Mantan Bos Olahraga China Divonis Mati, Rp556 Miliar Suap Menggantung Nyawanya
Krisis Jiwa di Barak: 85.000 Prajurit Israel Bergulat dengan Trauma Perang Gaza
Jet Tempur Thailand Hujani Perbatasan, Warga Kamboja Berhamburan