Sejak awal November, WHO telah memberikan peringatan perihal peningkatan risiko wabah penyakit di Gaza sejalan dengan disintegrasi layanan kesehatan, sistem air, dan sanitasi.
"Mengingat kondisi kehidupan dan kurangnya layanan kesehatan, ada lebih banyak orang yang bisa meninggal karena penyakit dibandingkan pengeboman," ungkap Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus bulan lalu via platform X alias Twitter.
Awal bulan ini, terdapat banyak laporan tentang penyebaran wabah disentri pada kalangan tentara Israel di Jalur Gaza.
Meningkatnya penyakit diare dan usus memerlukan evakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.
Penyebab wabah tersebut diperkirakan karena patogen menular Shigella, sanitasi yang tidak memadai dan penyimpanan makanan yang buruk, akibat serangan Israel diduga sebagai sumber penularan.
Layanan kesehatan yang hancur dan penggunaan antibiotik yang tidak terkendali mendorong bakteri resistan muncul di medan perang.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: dewantaranews.com
Artikel Terkait
Larry Page Geser Ellison, Gempita AI Pacu Saham Alphabet Melambung
Bolsonaro Ditahan Polisi Federal Usai Masa Tahanan Rumah Berakhir
Puluhan WNI Terjaring Razat Besar Penipuan Online di Myanmar
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi