murianetwork.com - Kelompok Houthi Yaman pada Minggu (21/1) mengumumkan langkah yang tidak biasa dalam mengizinkan 64 kapal untuk berlayar di Laut Merah dengan aman.
Keputusan ini muncul setelah kelompok Houthi Yaman tersebut memerintahkan kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah untuk mengibarkan spanduk yang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kaitan dengan Israel.
Dalam pernyataannya, anggota kelompok Houthi, Mohamed Ali al-Houthi, menyebut solusi ini sebagai "terobosan efektif" yang memungkinkan kapal-kapal tersebut melewati Laut Merah dengan aman.
"Solusi termudah yang mengizinkan kapal-kapal lewat dengan aman saat berlayar di Laut Merah adalah mengibarkan tanda yang bertuliskan "Kami tidak memiliki hubungan dengan Israel," kata Mohamed Ali al-Houthi.
Tindakan ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, terutama terkait serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial yang diduga terkait dengan Israel.
Kelompok Houthi menyatakan bahwa serangan mereka bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan serangan di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 25.100 jiwa sejak serangan lintas batas kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Sebagai respons terhadap serangan Houthi, Amerika Serikat dan Inggris meluncurkan serangan udara yang menargetkan kelompok tersebut di Yaman, memunculkan kekhawatiran akan potensi dampak terhadap rantai pasokan dan lonjakan inflasi baru.
Laut Merah, sebagai jalur laut utama untuk pengiriman minyak dan bahan bakar, kini menjadi pusat perhatian internasional akibat kejadian ini.
Tindakan Houthi dalam memberikan izin berlayar dengan syarat khusus menciptakan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di kawasan tersebut.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaranetwork.com
Artikel Terkait
Pakistan: India Mungkin Akan Luncurkan Serangan dalam Waktu 24-36 Jam
12 Daftar Kandidat Pengganti Paus Fransiskus: Siapa yang Paling Berpeluang Jadi Pemimpin Umat Katolik?
Maskapai Inggris Hentikan Permanen Penerbangan dari London ke Israel
Inggris Komitmen Dukung Negara Palestina, Kedua Perdana Menteri Bertemu di London