Dari balik tirai besi Korea Utara, kembali terdengar kabar yang membuat merinding. Kim Jong-un, sang pemimpin tertinggi, dikabarkan telah menghukum mati puluhan pejabat daerah. Alasannya? Mereka dianggap lalai menangani bencana banjir besar yang menewaskan ribuan warganya.
Menurut laporan TV Chosun yang dirilis Agustus 2024, eksekusi massal ini menimpa sekitar 30 orang. Sumber dari pemerintah Korea Selatan, yang tentu saja minta anonim, menyebut mereka ditembak mati secara serentak. Ini bukan ancaman kosong. Di akhir Juli lalu, dalam sebuah pertemuan darurat partai, Kim Jong-un sudah bersumpah akan bertindak tegas. Siapa pun yang dianggap mengabaikan tugas dan menyebabkan korban jiwa, bakal merasakan konsekuensinya.
Nah, bencana yang memicu amarah Kim itu terjadi di Provinsi Chagang. Banjir datang menghantam dengan kekuatan luar biasa. Tapi sebenarnya, ini bukan semata-mata ulah alam. Infrastruktur yang sudah rapuh, drainase buruk, ditambah penggundulan hutan yang masif, memperparah keadaan.
Kerusakannya luar biasa. Kantor berita resmi KCNA mencatat ribuan rumah dan lahan pertanian hancur. Lebih dari 15.000 orang harus mengungsi, kehilangan tempat tinggal. Bagi rezim ini, kehancuran itu dilihat bukan sebagai musibah biasa, melainkan sebagai bentuk pengkhianatan. Pejabat setempat dianggap gagal total melindungi rakyat dan partai.
Artikel Terkait
Foto-Foto Epstein Bocor, Wajah Trump hingga Clinton Tersorot
Iran Sindir AS: Drone Shahed-136 Kami Ditiru, Bukti Teknologi Kami Diakui
Mantan Bos Olahraga China Divonis Mati, Rp556 Miliar Suap Menggantung Nyawanya
Krisis Jiwa di Barak: 85.000 Prajurit Israel Bergulat dengan Trauma Perang Gaza