MURIANETWORK.COM - DPR dicurigai sedang melakukan pembicaraan rahasia dengan Geng Solo sehingga tidak kunjung mengagendakan pemakzulan Wapres Gibran Rakabuming Raka seperti yang disuarakan Forum Purnawirawan TNI.
"Rakyat sangat paham manusia-manusia yang ada di gedung DPR itu adalah manusia politik yang bisa mempolitikkan apa saja untuk kepentingan pribadi dan golongan," kata peneliti media dan politik Buni Yani dikutip Minggu 6 Juli 2025.
Namun kali ini, kata Buni Yani, rakyat meminta dengan sangat agar politikus Senayan berhenti melakukan hal-hal tidak terpuji itu karena mengabaikan persoalan bangsa yang begitu penting untuk memakzulkan Gibran.
"Cukup sudah rakyat 10 tahun di bawah Joko Widodo yang memerintah secara zalim, di mana banyak hak yang dipinggirkan sampai titik paling buruk," kata Buni Yani.
Buni Yani juga berharap DPR, atau siapa saja agar tidak memainkan politik sempit yang hanya berhitung mengenai untung-rugi dan kepentingan jangka pendek.
"Rakyat tidak akan menerima setiap perbuatan yang melawan kebenaran dan keadilan," kata Buni Yani.
Buni Yani menekankan bahwa kali ini rakyat akan bangkit melawan kezaliman yang sudah tidak tertahankan sejak Jokowi berkuasa.
Tidak ada lagi yang perlu ditakutkan karena menegakkan kebenaran dan keadilan adalah di atas segala-galanya.
Rakyat yang sudah lama sekali menderita dan disiksa Jokowi akan melawan dengan sekeras-kerasnya.
Inilah saatnya DPR menunjukkan diri sebagai lembaga yang berpihak ke rakyat, lembaga yang memang didirikan sebagai perwakilan rakyat.
Lembaga yang menjadi penyambung lidah sekaligus pembuat keputusan yang akan dijalankan pemerintah, tak lain hanya untuk memuliakan rakyat yang memilih mereka.
"Inilah saatnya DPR mencuci dosa masa lalu yang dikenal sebagai lembaga perwakilan partai karena lebih mendengarkan perintah partai daripada jeritan rakyat yang menderita. DPR akan kembali menjadi lembaga yang dicintai rakyat bila menjalankan tugasnya sesuai konstitusi dan membela kepentingan rakyat," kata Buni Yani.
Bila Puan, juga semua anggota DPR, masih ragu-ragu dengan tugas mereka dalam membela rakyat, sebaiknya mereka mengundurkan diri sebelum diusir rakyat bersama Gibran.
Puan Maharani Dianggap Mengabaikan Suara Rakyat Terkait Pemakzulan Gibran?
Tuntutan pemakzulan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka yang disampaikan oleh Forum Purnawirawan TNI semakin memanas, dengan ancaman untuk duduki MPR jika usulan tersebut tidak segera direspons.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto pada konferensi pers yang digelar di Hotel Arion Suites, Kemang, Jakarta, pada Rabu (2/7/2025).
Menurut Slamet, pihaknya telah berupaya menyampaikan tuntutan tersebut dengan cara yang sopan dan sesuai dengan prosedur, namun tidak mendapatkan respons yang memadai.
"Kalau sudah kita dekati dengan cara yang sopan, tapi diabaikan, nggak ada langkah lain selain ambil secara paksa. Kita duduki MPR Senayan sana. Oleh karena itu, saya minta siapkan kekuatan," ujarnya.
Tuntutan pemakzulan ini, menurut peneliti media dan politik Buni Yani, merupakan isu yang sangat mendalam dan serius, yang menyangkut eksistensi negara, bangsa, dan masa depan rakyat.
Buni Yani menilai, para purnawirawan TNI yang sudah sepuh ini terpaksa turun tangan karena kecintaan mereka pada bangsa dan negara.
"Panggilan yang didasari oleh kecintaan pada bangsa dan negara memaksa mereka harus kembali berjuang bersama rakyat," kata Buni Yani.
Ia juga mengkritik sikap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang, menurutnya, terlalu lambat dan tidak responsif terhadap tuntutan yang telah disampaikan oleh Forum Purnawirawan TNI.
Forum Purnawirawan TNI merasa geram atas lambannya DPR dalam menanggapi surat tuntutan pemakzulan terhadap Gibran Rakabuming Raka.
Menurut mereka, alasan yang diberikan DPR untuk menunda respons sangat tidak masuk akal, apalagi surat tersebut seharusnya sudah tercatat dengan baik di organisasi yang mereka miliki.
Sementara itu, Buni Yani juga menambahkan bahwa DPR tidak boleh terus menerus menganggap remeh suara rakyat.
Ia mempertanyakan keberanian DPR untuk membodohi rakyat dengan alasan yang dianggapnya tidak rasional.
"Jarak ruangan Puan dengan Sekretariat Jenderal DPR tidaklah jauh dan berita mengenai tuntutan para purnawirawan TNI sudah menjadi berita nasional, apa kira-kira yang menyebabkan Puan dan DPR berani melakukan pembodohan kepada rakyat?" tanya Buni Yani.
Ketegangan ini semakin memuncak, dengan ancaman dari Forum Purnawirawan TNI untuk menduduki MPR jika tuntutan mereka tidak segera ditindaklanjuti.
Slamet Soebijanto juga menyatakan bahwa jika surat usulan pemakzulan Gibran Rakabuming Raka tidak kunjung ditemukan, Forum Purnawirawan TNI siap bertindak lebih lanjut.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Menakar 3 Kemungkinan Pelengseran Gibran Usai Diultimatum Jenderal dan Pengacara
Total 6 Orang Dibekuk dalam Peristiwa Pembunuhan Notaris di Bogor, Salah Satunya Sopir Korban
Sederet Opsi Rekayasa Konstitusional Setelah MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Lokal
Susno Duadji Sebut Rismon Sianipar Cs Tak Bisa Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Ini Alasannya!