ICW Tuding KPK Masuk Angin dalam Penanganan Kasus Bobby Nasution

- Jumat, 21 November 2025 | 16:50 WIB
ICW Tuding KPK Masuk Angin dalam Penanganan Kasus Bobby Nasution

ICW Sindir KPK yang "Masuk Angin", Belum Periksa Bobby Nasution

Indonesia Corruption Watch (ICW) lagi-lagi menyoroti kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi. Kali ini, lembaga antirasuah itu dibilang "masuk angin" karena belum memeriksa Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution. Bobby diduga terkait kasus suap proyek jalan di Sumut. Yang bikin runyam, status Bobby sebagai menantu Presiden Joko Widodo bikin ICW curiga ada intervensi politik di balik ini semua.

Zarah Azhim Syah, peneliti ICW, tak ragu menyampaikan kritik pedasnya. "Diduga menjadi sinyal bahwa lembaga anti rasuah ini telah 'masuk angin'," ujarnya lewat keterangan tertulis pada Jumat (21/11/2025).

Sebenarnya, perintah untuk memeriksa Bobby sudah ada. Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Medan, Khamozaro Waruwu, sebelumnya meminta Jaksa Penuntut KPK menghadirkan Bobby sebagai saksi. Ini dalam sidang terdakwa pemberi suap, Muhammad Akhirun Piliang dari PT Dalihan Na Tolu Grup. Menurut Zarah, pemanggilan Bobby krusial buat mengungkap keterlibatan Topan Ginting, Kepala Dinas PUPR Sumut yang disebut dekat dengannya.

Lalu apa yang dilakukan Bobby sampai jadi sorotan? ICW mencatat, Bobby disebut empat kali menggeser APBD Sumut buat biayai proyek jalan Sipiongot–Batas Batuanbatu dan Hutaimbaru–Sipiongot. Masalahnya, ini dilakukan tanpa sepengetahuan Badan Anggaran DPRD Sumut. Zarah bilang, tindakan ini patut diduga melawan hukum sesuai Pasal 177, 178, dan 179 PP Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

"Apa tindakan Bobby yang mengganti APBD tanpa persetujuan DPRD Sumut patut diduga merupakan perbuatan melawan hukum," tegasnya.

Sebelumnya, ICW bahkan udah gelar aksi teatrikal di depan Gedung Merah Putih KPK. Aksi pada Jumat (14/11/2025) itu penuh sindiran. Mereka bawa wayang, topeng, plus properti batang pisang. Spanduk bertuliskan "Kalau KPK Masih Independen, Periksa Bobby Sekarang!" terpampang jelas. Poster-poster kritis lainnya juga ikut meramaikan.


Halaman:

Komentar